Prolog : Pada Negara Kelima Puluh —
Crisis_of_Blue_Ocean.
Part 1
(10 November – Oahu – Ruang
Konferensi Pers – Dari rekaman yang diambil oleh kamera relay Berita EAC)
“Waktu sangatlah berharga,
sehingga mari dengar salam yang singkat. Aku yakin nyonya-nyonya, tuan-tuan,
dan juru kamera yang berbaris di sini tidak ingin terkubur dalam pidato yang
berbunga-bunga dan aku tahu para penonton di rumah selalu menginginkan sesuatu
yang sedikit lebih membangkitkan semangat.”
Dia adalah seorang pria yang
berumur empat puluhan. Pahatan Latin halus di wajahnya memiliki kedahsyatan dan
keliaran yang tidak di temukan pada pemuda nakal biasa. Ototnya menggungguli
otot rata-rata para atlet yang tersembunyi di bawah kulit kecoklatannya.
Kurangnya aura kecerdasannya pada sikapnya sangat disayangkan, tapi ini semua
merupakan hasil dari kesalahan yang terletak pada warga yang memilihnya menjadi
seorang presiden.
Dia adalah Roberto Katze.
Dia adalah Presiden Amerika
Serikat dan orang Hispanic ke-tiga yang memegang posisi tersebut. Jika kau
menyebutkan faktanya, dia dengan siap akan menjawab bahwa tidak ada gunanya
bangga dalam apapun selama kamu bukanlah yang pertama dan dia lebih suka di
sebut sebagai presiden pertama yang putus sekolah. Tipe orang seperti itulah
dia. [Hispanic adalah orang yang berasal dari Amerika Latin yang terlahir
dengan bahasa native Spanyol.]
Pakaian, dasi, sepatu kulit,
dan segala sesuatu yang dia kenakan semua berasal dari kelompok yang
mendukungnya, tetapi itu semua lebih tampak sesuatu yang sangat di paksakan
terhadapnya daripada hal-hal yang dia pilih sendiri. Dia memiliki bakat yang
langka dalam kemampuannya untuk mengisi kesalahannya dengan rasa kekeluargaan
yang menjauhkannya dari kecerobohan.
“Jadi mari kita mulai dengan
pertanyaan-pertanyaan. Aku berikan garis besar umum dari perencanaan pada dua
jam sebelumnya, jadi cobalah untuk tidak bertanya-tanya apapun yang sudah aku
jawab. Membuang-buang waktu yang berharga hanya akan membuatmu di tertawakan oleh
penonton.”
“Tuan Presiden,” kata salah
seorang wartawan setelah mengangkat tangannya. “Anda bilang cincin emas raksasa
dan tulang-tulang yang muncul pada akhir Perang Dunia III di buang di laut
dekat Hawaii, tetapi mengapa kita menerima potongan-potongan sampah yang tidak
berguna?”
“Sebuah pertanyaan yang
membosankan. Aku kira burung Condor lebih menarik pembaca daripada pertanyaan
seperti itu.” [Burung Condor adalah sejenis burung terbang yang berhabitat di
Mexico, dan kabarnya ini adalah burung terbang terbesar.]
“Mengapa itu di lakukan di
perairan kita….dan tidak di perairan internasional? Apakah ada alasan politik
di baliknya?”
“Ini lebih sederhana daripada
dugaanmu itu.” Presiden dengan ringan menggoyangkan jari telunjuknya.
“Masing-masing benda itu panjangnya puluhan meter. Jika dibuang di seluruh
perairan, itu akan menyebabkan perubahan dalam arus laut. Perubahan yang dapat
membahayakan ekosistem laut dan pasokan kehidupan seperti plankton dan oksigen,
dan itu akan menjadi sebuah masalah. ‘Kami’ mencarinya di seluruh lautan di
seluruh dunia dan zona paling cocok yang kami temukan untuk membuangnya
kebetulan berada di dekat Hawaii. Apakah kamu mengerti?”
“Tetapi tampaknya nelayan
lokal dan peselancar serempak menyuarakan keprihatinan...”
“Hasil perhitungan oleh
Glamorous Devil diberikan kepada mereka. Itu adalah julukan super komputer yang
berada di Florida, jika kau tidak tahu. Lagi pula, dari apa yang aku dengar,
mereka yang protes…. tertidur 20 menit selama penjelasan tentang mangapa benda-benda
itu dibuang ke perairan Hawai. Maka jelaslah bagiku, mengapa mereka hanya bisa
protes dan tidak mengerti duduk persoalannya.”
“Beberapa dari benda-benda itu
terseret ke perairan kita sehingga dapat dipulihkan dan dipelajari secara
rahasia.”
“Kau harus berhati-hati
mengenai apa yang kau katakan, Tuan Reporter. Ini bukanlah sesuatu yang pernah
terjadi sebelumnya, sehingga tidak lebih dari sebuah spekulasi. Dan untuk
membuatnya lebih akurat, itu hanyalah spekulasi dari beberapa propaganda Anti-Amerika
yang di kirimkan dari Agen Intelijen Jerman. ... Ups, aku tidak seharusnya
menyebutkan negaranya. Aku harus menjaga rahasia tentang bentrokan dengan Uni
Eropa.”
Ketika Presiden menjulurkan
lidahnya ke depan kamera, reporter muda menundukkan kepalanya dan bahunya
berguncang menahan kemarahannya. Membuat seseorang untuk tetap menjaga rahasia
tentang sesuatu yang tidak seharusnya dibicarakan adalah bagian dari pekerjaannya.
Presiden bahkan tidak memungkinkan untuk memulai suatu permainan. Dalam kolom
yang di cetak oleh suatu rubik di London Ingod, dia disebut sebagai politisi
aneh yang menaikkan ratingnya dengan gaya berbicara yang dengan sengaja
menyelipkan suatu rahasia seperti itu.
Seorang reporter wanita
mengangkat tangannya.
“Tampaknya Uni Eropa berencana
untuk membuang cincin dan tulang keemasan milik mereka melalui Samudra
Atlantik, tetapi mereka tidak memiliki cukup sumber dana untuk menutupinya.
Apakah anda memiliki komentar mengenai itu?”
“Oh, ayolah. Aku adalah
Presiden AS, jadi tanyalah mengenai AS. Itu seperti membawa gadis lain ke
tengah-tengah makan malam.”
“Dan jika aku merekam
kata-katamu itu sebagai bukti pelecehan seksual?”
“Ketika aku benar-benar
mengejar seorang wanita, aku akan memberinya pengalaman yang mengesankan yang
bisa melenyapkan keluhan-keluhan sebelumnya.”
Seorang wartawan paruh baya
kemudian menyela ke dalam percakapan.
“Tuan Skandal, itu terdengar
seperti anda hendak melayangkan surat cerai saja, sehingga apakah anda sekarang
akan menjadi Presiden single pertama?”
“Nick, aku tidak bisa merubah
siapa diriku. Atau mungkin aku harus menjadi Presiden AS pertama yang bangkrut
dari pemulihan akibat perceraian. Tetapi aku harus memiliki setidaknya banyak
mantan seperti layaknya banyaknya negara-negara bagian yang aku kelola
sekarang.”
Part 2[edit]
(10 November – Oahu – Dekat
Ruang Konferensi Pers – Dari rekaman yang di ambil oleh kamera video seorang
turis)
“Mama, di mana Presiden?”
“Kita mungkin dampat
mengangkap sekilas fotonya.”
Seorang gadis pirang yang
berusia sekitar 5 tahun berada di tengah portal dan suara keibuan bisa
terdengar dari luar portal tersebut. Gadis pirang itu melambaikan bendera kecil
Amerika.
“Jika kira menunggu di sini,
akankah aku mampu untuk menjabat tangannya?”
“Itu mungkin sulit, nak.
Mereka semakin ketat akhir-akhir ini karena serangan teroris. Kita bahkan tidak
mungkin bisa mendekati konvoi mobil hitam.”
Tanggapan ibu itu mungkin
terdengar kasar, tetapi memang begitulah keadaannya. Jika dia tidak memberitahu
putrinya itu, maka gadis itu bisa saja menjauh dari ibunya dan mendekati garis
mobil dengan nekad.
Akibat perang terakhir, status
beberapa negara asing benar-benar tidak bisa dikatakan aman. Ketika kita
berbicara dalam perihal melindungi presiden, mereka tanpa ampun akan
‘menetralisir’ bahkan seorang gadis berusia lima tahun yang mendekatinya.
Tapi itu juga sebabnya mengapa
video yang menangkap hanya sekilas wajah presiden sudah cukup berharga untuk
dijadikan bahan pamer dengan teman sekelas.
“Huh?”
“Ada apa, Jenny?”
“Itu presiden, presiden akan
datang lewat sini. Heyyy!”
Rekaman kamera video
berguncang kebingungan.
Bahkan jika gadis itu hanya
berumuran lima tahun, dia pastinya sudah melihat wajah presiden di berita
setiap pagi. Fakta itu membuat sang ibu ragu jikalau anaknya telah salah orang,
tetapi...
Tiba-tiba, rekaman itu
berguncang dengan liar.
Hampir mustahil untuk melihat
apa yang sedang terjadi.
Kamera itu di renggut.
Sang ibu menunjukkan lensa ke
arah yang telah diarahkan putrinya, tapi seseorang telah merebut kamera dari
tangannya.
Di saat bingkai kameranya
menunjukkan perut ibu muda pada suatu sudut, suara orang dewasa bisa di dengar
dari luar bingkai.
“Kyahh!? Kenapa kau...BFH!?
t-t-tuan presiden!?”
“Maaf, nona! Aku akan meminjam
ini sebentar,” kata Roberto Katze dalam nada yang sangat berbeda dari ketika
dia berbicara di TV. “Sayangnya, aku tidak serendah itu untuk merayu seorang
ibu-ibu yang sudah punya seorang putri yang manis, jadi aku berharap dapat
melakukan ini dengan cepat!!!”
“T-tunggu, kenapa kau di
sini!?”
“Tuan presiden, bisakah aku
menjabat tanganmu?”
Dalam rekaman yang bergetar,
pria Hispanik bertubuh besar dapat dilihat dengan sopan menjabat tangan gadis
kecil itu dan kemudian menggosok tangannya yang besar. Bingkai kameranya
kemudian berisi penuh dengan wajahnya.
Tatapan matanya melesat ke
sekitar saat dia berbicara dengan cepat.
“Anda mungkin tidak dapat
percaya, tetapi sesuatu yang aneh sedang terjadi di pusat pemerintahan.
Rinciannya tidak jelas pada saat ini, tapi itu di sebabkan oleh faktor
eksternal. Orang-orang yang benar-benar normal sehari sebelumnya….kini
tiba-tiba menjadi musuh Amerika seolah-olah mereka sedang di kendalikan oleh
orang lain. Seberapa baik seseorang sebelumnya…kini tak berbeda dengan orang
jahat. Saya tidak dapat menyangkal kemungkinan bahwa hal yang sama pada
akhirnya akan terjadi padaku jika saya tetap tinggal di Gedung Putih. Karena
itu, saya akan memastikan tidak ada yang tahu keberadaan saya untuk sementara
waktu.” Sambil berbicara, nafas cepat presiden mengenai mikrofon karena ada
suara listrik statis yang bercampur pada interval yang tidak teratur. “Saya
ulangi, saya menghilang dengan keinginan saya sendiri. Saya belum diculik oleh
beberapa pihak ketiga. Saya berharap bahwa siapapun yang melihat ini mampu
bertindak secara rasional. Mulai sekarang, saya akan bertindak sebagai anggota
dari pemerintah AS untuk menghadapi bahaya yang tumbuh di negeri ini.”
Setelah mengatakan itu,
rekaman berguncang hebat. Tampaknya dia telah menyerahkan kamera kembali ke
ibu. Kamera masih berguncang, tetapi sekarang menunjukkan seluruh tubuh presiden.
Dia memegang kotak atase kecil di satu tangannya dan dengan lembut mengusir pemegang kamera dengan tangan lainnya.
“Kau tak perlu menghubungi
polisi. Aku ragu itu akan membantu jika kau melakukannya. Ada alasan bahwa aku
meninggalkan pesan ini sehingga dapat didengar oleh orang lain. Kalian berdua
hanya harus menikmati waktu kalian di Hawaii.”
Presiden kemudian meninggalkan
ibu yang masih bingung dan memaksanya berjalan di jalan yang penuh dengan
mobil. Tak lama kemudian, pintu belakang ruang konferensi pers terbuka dan
sejumlah pria dengan pakaian hitam melintas melewati kamera.
“Yah, itu pasti lebih dari
sebuah pandangan sepintas,” ujar sang ibu yang terlihat begitu bersemangat
karena kameranya baru saja merekan suatu kejadian yang terjadi sekali seumur
hidup.
“Mungkin aku bisa menikahi
presiden.”
Kata-kata putrinya yang
berbahaya mengurungkan kembali rasa bangganya terhadap si presiden.


0 Comments