Prolog : Tujuan yang Tak Diketahui, Tapi
Masih Menjadi Ancaman — Kastil_Radiosonde.
London, Inggris.
Sejumlah besar orang berkumpul dalam Katedral
St. George.
Tidaklah salah jika seseorang memanggil mereka
dengan sebutan pastor dan suster.
Tetapi, mengingat peran mereka saat ini,
mereka akan lebih tepat jika disebut sebagai penyihir. Pria dan wanita, baik
muda dan tua saling bertukar segala macam informasi dan berkomunikasi dengan
sekutunya di negeri-negeri yang jauh. Mereka melakukan hal-hal ini dengan
semangat yang sedemikian rupa sehingga membuat katredal yang biasanya sunyi
menjadi ramai.
"Bagaimana situasinya?" Tanya
seorang penyihir Asia bernama Kanzaki Kaori.
Rambutnya yang hitam diikat kebelakang seperti
buntut kuda, kausnya diikat sampai batas tepat di bawah dadanya sehingga perut
dan pusarnya kelihatan, jaket denim dan celana jins-nya terpotong di bebrbagai
tempat, membuat satu lengan dan satu kakinya juga kelihatan. Dia punya pedang
Jepang yang panjang menjuntai ke bawah yang diikat pada sabuk bergaya koboi
barat, sehingga ia tidak tampak seperti seseorang yang berhubungan dengan
Gereja Kristen, tetapi meskipun demikian, dia adalah Pendeta yang berdiri di
atas suatu sekte tertentu yang telah diwariskan di Jepang.
"Ini telah meningkat lebih jauh dari
sebelumnya," jawab Suster Agnese.
Rambut gadis kecil itu dikepang setebal
pensil, dan dia berasal dari Gereja Katolik Roma.
"Ketinggiannya mencapai 52.000 meter
sekarang. Benda itu sekarang telah melewati Inggris dan menuju ke atas Eurasia
... Perancis, tepatnya. "
Agnese dengan ringan melambaikan ujung jarinya
di udara, dan terdapat video yang ditampilkan di dinding dingin katedral.
Tampilan tersebut menunjukkan wilayah langit
yang tidak memiliki awan dan hampir tidak ada oksigen.
Sebuah konstruksi berbentuk salib dapat
dilihat mengambang di langit biru jernih yang tanpa awan penghalang, dan itu
membuatnya menjadi sesoosk benda yang seakan mengancam kehidupan di bawahnya.
Tidak ada benda di sekitarnya yang sebanding
dengan ukurannya, sehingga sulit untuk dengan akurat menentukan ukurannya, tapi
...
"Baik panjang dan lebarnya sekitar dua
puluh kilometer, kan?"
"Jika sesuatu yang besar jatuh dari
ketinggian itu, maka zaman es akan terjadi sekali lagi."
"..."
Kanzaki melihat video, dan tatapannya sedikit
menajam.
Mengingat bentuknya, skala yang sangat besar,
dan fakta bahwa itu mengambang di langit, Kanzaki meragukan bahwa dia adalah
satu-satunya yang teringat akan keberadaan benteng “itu” yang dulu pernah
membawa seisi permukaan bumi ke dalam bencana.
"Menurut informasi pihak Ilmu pengetahuan
yang telah disediakan," kata Agnese sambil melanjutkan laporannya,
"udara sangat tipis di ketinggian itu, sehingga membuat bahkan pesawat
tidak dapat mempertahankan gaya……dorong……ke…..atasnya, ya, aku pikir mereka
menyebut perihal fisika itu dengan sebutan gaya-dorong-ke-atas. Dan sementara
seseorang bisa mencapai ketinggian itu dengan roket, maka seharusnya mustahil
ada benda yang mengambang-ngambang dengan bebasnya di ketinggian itu. Nampaknya
benda itu akan terus melambung tinggi, sehingga akan sulit untuk mengganggu
benteng itu. Dan juga, akan sulit untuk mengirim orang ke atasnya dengan
menggunakan parasut. "
"Lalu bagaimana benda itu bisa
mengambang? Apakah menggunakan sihir ...? "
"Kita tidak tahu." Biarawati pendek
menggeleng. "Tampaknya balon udara buatan Academy City yang disebut dengan
Mesosfer Radiosonde membawa sebuah peralatan pengamatan yang bisa mengapung di
ketinggian ini. ... Lihat, di sini. Dapatkah Kau melihat benda-benda yang
seperti tangki-tangki berisi gas? "
Agnese memperbesar gambar pada layar tampilan
di dinding, dan sejumlah 200 sampai 300 benda yang tampak seperti bola logam
bisa terlihat di bagian bawah benteng berbentuk salib.
"Demi kenyamanan, kita telah mulai
menamai target melayang ini dengan sebutan 'Radiosonde Castle'." Dia
terhenyak sejenak. "Nama itu diambil dari nama teknologi yang paling
memungkinkan bisa membuat benda itu mengapung pada ketinggian tersebut, yaitu
nama dari benda yang telah kusebutkan tadi. Sisi Ilmu pengetahuan memiliki
pendapat serupa, tetapi mereka mengatakan mereka tidak memiliki ide apapun
mengenai gas jenis apa yang bisa memberikan gaya angkat pada tanki sebanyak
itu. Tentu saja, kita tidak tahu apakah mereka pura-pura tidak paham ataukah
mereka hanya menahan informasi teknologi yang mereka punyai. "
Kanzaki menempelkan tangannya ke dagu.
"... Jadi kita bahkan tidak tahu jika
musuh ini adalah dari sisi Ilmu pengetahuan ataukah sisi Sihir. Meskipun mereka
yang telah membuat benda sebesar itu melayang-layang, sudah sampai pada
tingkatan bisa menghancurkan permukaan di bawahnya... "
"Para Petinggi telah mengumpulkan
sejumlah unit untuk menyelidiki dari mana benda tersebut berasal. Benda iru
mulai melayang dari Islandia, sehingga kelihatannya mereka akan memulai
penyilidikan dari sekitar tempat itu. Banyak organisasi yang berbeda yang akan
dikirim untuk menangani kasus satu ini. ... Aku berpikir akan lebih baik jika
Kau hanya berfokus pada pekerjaanmu sendiri. "
Pekerjaan yang diemban Kanzaki tentu saja
untuk menyelesaikan masalah Radiosonde Castle.
Mereka tidak tahu di mana tempat pasti yang
akan dimaksudkan musuh untuk menjatuhkan benda raksasa ini, tapi mereka tidak
bisa hanya berdiam diri dan membiarkan hal itu terjadi.
"Jadi apa sebenarnya yang harus aku
lakukan?"
"Tampaknya sisi Ilmu pengetahuan berpikir
untuk menembaknya jatuh dengan menggunakan rudal balistik, tapi seperti yang
aku katakan sebelumnya, kita tidak tahu dengan pasti sistem apa yang membuat
benda itu bisa mengapung-ngapung seperti itu. Balon-balon pada bagian bawahnya
hanyalah salah satu teori. Jika segala misteri yang terdapat pada benda
mengapung itu terlalu sulit untuk dicari kebenarannya, dan kita hanya terfokus
pada usaha pemboman agar benda itu jatuh ... maka itu hanya akan menjadi
seperti sebuah asteroid yang jatuh. "
"Dengan kata lain, kita perlu mencari
tahu bagaimana sebenarnya cara kerja benteng mengambang ini sebelum kita bisa
benar-benar melakukan apa-apa? Dan kita tidak bisa melakukan itu dengan
melihatnya dari kejauhan, sehingga seseorang harus benar-benar berpijak pada
Radiosonde Castle tersebut dan membajaknya? "
"Paling tidak, sumber gaya yang membuat
benda itu terangkat harus dianalisis terlebih dahulu. Dan apakah gaya
pengangkat itu berasal dari Sisi sihir atau sisi Ilmu pengetahuan, kita perlu
tahu apakah ada semacam kapal atau benda spiritual yang benteng itu miliki,
" kata Agnese seolah-olah sedang memeriksa hal-hal yang aneh, yang
dirincikan pada daftar yang dia punyai. "Jika memungkinkan, akan lebih
baik untuk mengganggu sumber gaya angkatnya, sehingga menyebabkan benda itu
secara perlahan-lahan turun sedikit demi sedikit. Dengan begitu, semua ini
tidak akan berakhir seperti jatuhnya meteor pada zaman es. "
"Tapi kau mengatakan tidak ada cara untuk
sampai ke permukaan Radiosonde Castle itu, kan? Kau bilang suatu pesawat tidak
bisa mendapatkan gaya angkat yang cukup untuk menyamai ketinggiannya dan hanya
roket yang bisa menggapai benda setinggi itu, dan kalaupun jika kita
menggunakan roket, waktunya hanya sesaat, dan itu tidak cukup lama untuk
mendaratkan seseorang di atasnya. "
Dia tidak bisa merekomendasikan menggunakan
sarana magis penerbangan.
Ada banyak cara untuk terbang bila kita
berbicara tentang metode sihir, tetapi dibutuhkan suatu mekanisme yang begitu
akuratnya, sehingga siapapun bisa mengganggu mereka setiap saat. Seperti
layaknya legenda yang sangat terkenal yang melibatkan Peter, salah satu dari
dua belas Orang Suci Umat Kristen.
Tentu saja, ada seseorang di balik semua ini.
Mereka tidak tahu apakah orang tersebut
berasal dari sisi Ilmu pengetahuan ataukah sisi Sihir, tetapi jika lawan mereka
adalah seorang penyihir, setiap usaha penerbangan Kanzaki yang mengguankan
mantra-mantra tertentu akan mudah dihancurkan dan di-intersep. Dalam situasi di
mana kegagalan berarti kehancuran umat manusia, Kanzaki tidak bisa menggunakan
metode yang selabil itu, sedangkan dia memegang peranan penting. Mereka
membutuhkan suatu metode penerbangan untuk mencapai benda itu dengan tingkat
keamanan tinggi.
"Tampaknya pemimpin kita sedang membahas
dengan pihak Ilmu pengetahuan mengenai sarana apa yanf paling tepat digunakan
untuk meng-intersep Radiosonde Castle. "
"... Jadi ada sebenarnya sudah ada
beberapa pilihan dan kita hanya perlu berpangku tangan untuk saat ini,
hm?"
Kanzaki menatap gambar di dinding, dan
menyadari bahwa ia tidak benar-benar sanggup untuk mengendalikan emosinya pada
situasi ini.
Dia berurusan dengan ancaman bagi dunia.
Kanzaki bertanya-tanya, jika seandainya saja
dia adalah "anak jabrik itu", peasaan apakah yang saat ini sedang
dirasakannya, yaitu perasaan yang membuat dia berani sampai menghilang di
Lautan Arktik, demi tujuan untuk menghentikan benteng terbang yang serupa pada
Perang Dunia III.
Sebagai seorang penyihir profesional, dia
sudah sering berhadapan dengan resiko yang sama dan sering kali dihadapi oleh
bocah berambut landak itu, tapi dia tidak pernah berurusan dengan situasi
dimana mempertaruhkan keselamatan orang banyak secara langsung seperti ini.
Dan pada semua insiden yang sebelumnya ia
tangani, ia menggunakan kekuatannya dalam batas-batas yang relatif stabil dari
sisi Sihir. Kali ini, bagaimanapun juga, dia bahkan tidak mengetahui apakah
lawannya adalah berasal dari sisi Ilmu pengetahuan atau sisi Sihir, sehingga
pengalamannya di masa lalu tidak begitu banyak membantu.
Tapi si bocah itu sudah biasa berhadapan
dengan peristiwa seperti ini, yaitu peristiwa yang berada di tengah-tengah sisi
ilmu pengetahuan maupun sisi sihir.
Dia telah terbiasa berjalan di antara dua sisi
dunia, baik itu ilmu pengetahuan ataupun sihir dan telah menghadapi banyak
lawan dari kedua belah pihak, juga telah menghentikan begitu banyak tragedi
tanpa mengetahui apakah posisinya sendiri adalah sesuatu hal yang stabil.
"Adalah suatu kelalian bagiku sebagai
seorang penyihir profesional untuk berpikir tentang hal ini ..."
Eksistensi gadis berambut panjang ini bukanlah
sesuatu yang bisa dianggap remeh.
Bahkan dia, adalah salah satu dari hanya dua
puluh Saint di dunia ini, merasakan itu.
"... Tapi jikalau saja anak laki-laki
yang ada di sini, ia bahkan tidak harus menuju ke medan perang. Kalau saja anak
itu ada di sini, keberadaannya saja sudah cukup untuk mengubah situasi. Mengapa
aku tidak bisa sepertinya ...? "
Anak itu telah tenggelam ke Samudra Arktik dan
pergi.
Dia tidak bisa lagi mengandalkannya, jadi dia
tidak punya pilihan selain untuk terus berjuang di dunia tanpa kehadirannya.
Kanzaki tidak berpikir bahwa ia adalah
satu-satunya yang merasa seperti itu. Meskipun tidak ditunjukkan pada wajahnya,
Itsuwa, Tatemiya Saiji, dan yang lainnya dari Gereja Amakusa memiliki pikiran
yang sama.
Di saat Kanzaki mulai sedikit emosi pada
dirinya sendiri karena hanya mampu berpikir tentang dia dalam bentuk bayangan
lampau, Itsuwa, seorang gadis dari sekte Jepang yang sama seperti dirinya,
berbicara kepadanya dengan satu tangan menutupi mikrofon melalui telepon
seluler.
Itsuwa harusnya juga memiliki perasaan yang
sesedih Kanzaki saat ini, atau bahkan lebih.
"... Umm, aku hanya menerima kabar bahwa
Kamijou-san telah kembali ke Academy City."
"Ehh !? Bagaimana bisa!!!???? "


0 Comments