Chapter 02
Maka-sensei vs SID
Bagian 1:
Bel sekolah berbunyi, kelas
bahasa Jepang berakhir. Sekarang cuman wali kelas tersisa. Oh, dan aku piket
hari ini juga. Setelah berakhir, waktunya untuk bimbingan konseling Maka-sensei.
Kemarin kita menonton video… Aku penasaran apa yang akan dia lakukan hari ini.
Tunggu, aku menantikannya?! Saigi Makoto, apa yang kau pikirkan! Walaupun dia
guru yang cantik, aku harus waspada di sekitarnya.
“Aku minta maaf telah membuat
kalian menunggu. Ada beberapa hal yang harus kuberitahu pada kalian jadi jangan
pulang dulu.” Ucap Maka-sensei setelah dia memasuki kelas.
Walaupun dia hanya menjadi
wali kelas sekitar dua minggu lalu, banyak murid yang senang melihatnya.
Terlepas dari beberapa pria yang memiliki alasan yang jelas, banyak perempuan
yang mengaguminya.
Yah, aku pikir dia cantik,
dan dia dapat menyaingi model. Juga, setiap dia memasuki kelas, aroma manis
memasuki hidungku. Aku penasaran apa dia memakai parfum.
…Hei! Aku telah disesati oleh
Maka-sensei! Pelajarannya berhasil juga kah?! Apa yang akan kau lakukan, Makoto
Saigi! Tidak apa-apa untuk masuk ke dalam godaannya—tidak, jelas tidak!
“Oh, permisi. Tunggu
sebentar.”
Walaupun dalam setengah
penjelasannya tentang jadwal sekolah, ia mendadak mengeluarkan teleponnya.
Tidak ada yang peduli juga. Sepertinya guru lain juga menggunakan telepon
mereka pada saat seperti ini.
“…Aku minta maaf untuk hal
itu. Sekarang, mari kita lanjutkan.”
“……….”
Ketika dia melihat layarnya,
dia terlihat terkejut. Dan, kelihatannya hanya aku yang menyadari, mungkin
karena aku lebih banyak berbicara dengannya daripada mereka.
Aku penasaran apa yang
terjadi…?
Setelah itu, dia
menyelesaikan penjelasannya dan meninggalkan kelas.
“Oh… hah?”
Segera, teleponku bergetar,
dan ketika kucek, kulihat itu adalah pesan dari Maka-sensei.
…Bagaimana dia bisa menulis
pesan secepat itu? Mungkin ketika tidak ada yang memperhatikan… kemampuan yang
hebat.
‘Maaf. Aku harus membatalkan
bimbingan konseling hari ini. Itu mereka.’
“Siapa ‘mereka’?!”
Aku merespon dengan kuat,
mengumpulkan pandangan mengherankan dari teman sekelasku.
Sagigi tetaplah aneh seperti
biasanya— mereka terlihat mengatakan itu, seperti mereka menepuk pundakku
dengan pelan. Aku benar-benar berharap kalau mereka tidak akan memperlakukanku
dengan aneh. Kata ‘aneh’ akan lebih cocok untuk bimbingan konseling Maka-sensei.
Untuk sekarang, hanya itu
dalam pesannya… Bisakah kau tidak memberikan petunjuk dengan ‘hanya’, Saigi Makoto?
“Saigi, kita harus
membersihkan tangga hari ini. Ayo.”
“…Ya, baiklah, Kisou.”
Teman sekelasku, Kisou
melaluiku setelah mengatakan hal itu. Tenka Kisou adalah satu dari beberapa
orang kalem dalam kelas ribut kita. Dengan perawakan yang kecil dan rambut
coklat diikat dua, dia terlihat seperti murid SMP, atau hal terburuk, seperti
murid SD. Namun, hal yang seharusnya kecil sebenarnya besar, seperti bagian
dadanya.
Tidak tidak, ini bukan waktu
untuk memikirkan hal itu. Aku tidak seharusnya terlalu memerhatikan pesan Maka-sensei.
Karena dia membatalkan bimbingan konselingnya, mari selesaikan bersih-bersihnya
dan menghabiskan siang yang tenang.
Bagaimanapun, bersih-bersih memakan
waktu yang cukup lama dari yang kupikir. Walaupun tidak banyak yang harus kami
bersihkan, seseorang telah menumpahkan jus dan zat-zat yang perlu dipertanyakan
di tangga yang sulit untuk dihilangkan. Apalagi murid lain yang piket lebih
memilih bolos daripada membantu kami.
Aku akan mengingat namamu
dengan baik. Yah, mereka sebenarnya teman sekelas kita, aku seharusnya
mengingat mereka.
“…Orang-orang ini, akan
kuingat nama mereka.”
“……….”
Sepertinya Kisou juga
memiliki pemikiran yang sama denganku. Atau sepertinya, dia mengatakannya
dengan lantang. Walaupun dia terlihat seperti boneka yang tidak beremosi,
apakah dia memiliki sisi yang keras? Terkadang, dia hanya duduk, menekan
teleponnya. Mungkin catatan harian rahasia….?
Dengan begitu, operasi
bersih-bersih besar kami berakhir dan Kisou menghilang bagai asap. Aku tidak
mengerti… yah, penampilan kecil, imutnya, dibarengi dengan dada besarnya membuatnya
cukup populer dengan laki-laki. Tapi, aku tidak sering bicara dengan dia.
Bagaimanapun, masalah akan
terus berlanjut dan aku tidak bisa menghindari Maka hanya dengan bersih-bersih.
“Mungkin aku seharusnya
mengusir roh jahat darinya….”
Tapi, aku sangat ragu kalau
aku bisa mendapatkan uangku lagi kalau tidak berhasil. Dan aku tidak punya
keuangan yang melegakan sehingga bisa memanggil taksi kapanpun aku mau.
“Ups, gawat gawat….”
Memikirkan tentang takso,
wajah dari seseorang muncul dalam pikiranku dan aku sebenarnya berpikir untuk
mengecek ruang persiapan Bahasa Inggris. Mari habiskan hari ini dengan tenang,
ya.
Kembali ke kelas untuk
mengambil tasku, aku baru akan menuruni tangga.
“Saigi! Makoto Saigi!”
“….Hah? Ketua OSIS?”
Tepat di tengah tangga, ada
murid perempuan yang sedang menyilangkan tangannya. Itu orang yang menarik
resleting kausku kemarin. Ini jarang sekali, dipanggilnya dalam dua hari
berturut-turut walaupun kita jarang bertemu.
“Untunglah ketemu. Aku
sebenarnya mencarimu.”
“Mencariku…?”
“Benar” gumam ketua OSIS
tahun ketiga.
Karen Jinsho—walaupun namanya
terkesan barat, tidak salah lagi dia adalah orang Jepang. Dia punya rambut
hitam panjang dan jasnya hampir tidak bisa muat karena dada besarnya. Dengan
wajah layak dan punggung yang panjang, kaki rampingnya bersinar. Dia punya gaya
seorang model. Karena itu, dia dikenal ketua OSIS di sekolah pastinya. Sebagai
tambahan, dia tinggal di biara, dimana dia memulai pelajarannya sebagai
biarawati.
Jadi, sebagai biarawati dan
ketua OSIS— dia tentu saja gila akan kerapian. Biasanya, aku akan katakan
setiap orang punya sisi tersembunyi tapi dalam kasusnya, keseriusannya terlalu
kuat hingga sulit meragukannya.
“Apa…? Aku tidak melakukan
apapun, kau tahu…” ketika aku selesai berkata-kata, dia menarik dasiku dan
mengancingi jasku.
Untuk satu atau beberapa
alasan, dia menatapku. Dari pakaianku, kecepatanku berjalan di koridor atau
hanya karena hal kecil.
…..Dia tidak bertindak jauh
untuk murid lain…. apakah dia tersentuh akan kehadiranku?
“Tidak, ada. Kau lupa atau
gimana?”
“T-Tidak, tuh…”
Ketua Karen memiringkan
kepalanya setelah mendengar jawabanku. Bukannya kita dekat untuk memanggil nama
satu sama lain tapi itu terjadi begitu saja setelah dia terus mengomeli bajuku.
Aku penasaran apa ada murid laki-laki lain yang akan menentangnya? Tidak
mungkin tidak. Atau mungkin aku hanya lemah kepada yang lebih tua dan cantik?
Bodoh, kewaspadaanku naik tergantung pada usia.
“Tidak, ada. Itu bukan hal
kecil seperti melanggar peraturan sekolah mengenai bajumu, atau berlari di
koridor. Ini kejahatan besar.”
“Kejahatan besar?!”
“Benar. Itu dosa besar. Itu
alasannya kenapa aku datang kesini untuk memberitahumu secara langsung.” Dia
memicingkan matanya, “Kamu membuatku jatuh cinta padamu.”
“…….”
Aku…. membuatnya….. jatuh
cinta padaku….? Hah?
“Aku membuatmu jatuh cinta….?
Tidak tidak, itu kedengaran seperti aku dengan agresif membuatmu jatuh cinta
padaku. Sungguh, aku tidak tahu kalau Ketua bisa membuat lelucon semacam ini—”
“Memang begitu. Aku ketua
OSIS, jadi aku harus adil pada semua orang. Jatuh cinta pada seseorang
memalukan, dan sangat jahat.”
“Tidak seburuk itu kau
tahu?!”
Seharusnya tidak kujawab
begitu!
“Walaupun aku mungkin masih
pemula, aku telah bersumpah kepada tuhan. Aku tidak diizinkan menghirup udara yang
sama dengan laki-laki.”
“Aku pikir biarawati tidak
perlu seketat itu dengan diri mereka….?”
Aku tidak begitu mengenal
spesifiknya tapi aku melihat beberapa suster terkadang karena biara sangat
dekat dengan sekolah.
“Seperti yang kubilang, kau
sangat berdosa. Jika dipikir kau membuatku jatuh cinta padamu. Trikmu membuatku
gemetar, seperti ular di surga… peran yang bahkan membuat tuhan takut
padamu….!”
“Kenapa aku yang salah
lagi?!”
“Ya, walaupun kau berdosa,
kau tidak salah. Ini salahku, disesati olehmu. Aku akan kembali ke biara dan
berdoa.” Dia berbalik di tempat itu dan rambut hitamnya berkibar.
….Uhm, jadi baru saja aku
menerima pernyataan? Hahaha, tidak mungkin. Dinyatakan cinta oleh Maka-sensei
terasa tidak mungkin tapi kali ini pernyataan oleh ketua OSIS yang cantik?
“…..Ini bercanda, kan?”
Tetap saja, meskipun candaan,
tidak adil untuk murid SMA biasa sepertiku. Untungnya, tidak ada orang di
sekitar tadi.
“…Yah, kurasa aku harus
pulang.”
Walaupun ini bukan ‘siang
yang tenang’, aku masih belum menyerah. Jadi kuanggap pernyataannya barusan
adalah lelucon, aku masih bisa pulih.
Walaupun aku tidak bisa
memikirkan alasan kenapa dia berkata seperti itu… Juga, jika kau akan menarik
dan melepas pernyataan itu di hatiku, aku pikir CPU tidak akan tahan dengan
itu. Kurasa aku akan lupakan saja, dan tinggalkan untuk diriku besoknya. Pada
akhirnya, kupilih menghabiskan siang yang tenang sekarang.
Selagi aku nenapakkan kaki di
depan loker sepatu—
“Ahhhh, gawat gawat, tidak
ada yang membangunkan aku!”
Berlari melewatiku dengan
langkah yang cepat—
“Sai-kun kan. Apa kabar?”
Rambutnya setengah panjang,
dengan sedikit warna merah. Dan, hanya alasan “Kancingnya tidak akan bisa
tertutup”, dia tidak memakai jas— rumornya, tapi benar kalau dia memiliki dada
terhebat di sekolah. Apalagi kaki rampingnya yang keluar dari rok mininya.
Nui Amanashi— teman
sekelasku. Sering tidur di kelas, dan jika tidak, dia jarang mengatakan apapun.
Umumnya, guru akan menentang tidur di kelas karena standar yang tinggi disini.
Namun, dalam kasus Amanashi—
“Yah~ Aku berhasil lagi.
Semua orang di kelas kita hanya melihat wajah tidurku seperti model, tidak ada
yang membangunkanku!”
“Bukannya karena kau tetap
tidur tidak peduli apapun yang mereka lakukan?”
“Mungkin itu benar, tapi
sekarang, aku akan telat bekerja! Mungkin mereka akan mengeluarkan busur!”
“Sekarang, aku ragu kalau
mereka masih memakai busur… apalagi terhadap wanita….”
Orang ribut ini adalah salah
satu penghibur— seorang idol. Terkadang, dia ada dalam majalah yang kubeli.
Dan, dia bekerja sampai malam tanpa ada waktu untuk mengikuti klub, banyak guru
mengabaikannya.
“Yah, ketika Amanashi muncul
di majalah yang kubeli, aku sering melewatkan bagian itu.”
“Kau membenciku tiba-tiba?!”
“Ya, itu keluar begitu saja.
Maksudku, jika aku ingin membaca komik, aku membeli komik, tapi bukankah
sia-sia untuk membeli majalah untuk model dewasa?”
“Dan sekarang kau menghina
pekerjaanku?!” Dia terkejut.
Bisa dibilang begitu… tapi
aku tidak mengerti alasan untuk pekerjaan seperti itu.
“Benar-benar kasar seperti
biasa, yah. Ahhh, aku tahu. Kesempatan bagus, jadi mari lakukan itu, ya. Sai-kun,
kemari.”
“Hah?”
Amanashi berdiam, meletakkan
dadanya di sekitar kepalaku dan menarikku lebih dekat.
Uwa… dadanya… Dadanya! Dada
yang bisa menang dari Maka-sensei ataupun Ketua Karen sedang menekanku! Rasanya
aku kehilangan diriku sendiri dalam kelembutannya!
“Ini, senyum! Dan, cekrek~”
“Ah?”
Dalam waktu itu, Amanashi
mengeluarkan teleponnya, mengganti ke mode selfie. Membuat tanda peace, dia
berkedip, terlihat manis. Dia benar-benar model dewasa.
“Dan, itu juga…. Yosh!, itu
sudah cukup.” Dengan itu, dia mengeluarkan pen layar sentuh dan menulis sesuatu
di layar, “Jadi, kau mau beritahu LINE ID-mu Baik, baik ? aku tidak akan
mengejekmu atau apapun,”
“Ah, yah… tidak apa-apa.”
Aku tidak masalah bertukar
LINE ID dengan teman sekelasku pastinya.
Walaupun sedikit mendadak,
aku mengeluarkan teleponku dan bertukar nomor dengannya. Setelah itu, aku
dengan cepat menerima pesan, mengatakan ‘Hadiah untuk pertukaran ID kita! Sai,
beesenang-senanglah dengan itu~’. Aku sadar kalau dia menambahkan foto di pesan
itu.
“Apa ini?!”
Dua foto bersama Amanashi—
tidak buruk. Tidak, sebenarnya sangat buruk. Karena Amanashi adalah model
dewasa, kudengar dia tidak berfoto dengan murid. Sebagai tambahan, di atas
foto, ada ‘Sai-kun ♥ Nui tertulis dengan
tulisan yang imut.
“A-Amanashi… Apa ini?”
“Nui saja!! Sai-kun dan aku
dekat, kan? Yakan? Yakan?”
“Y-Yakan?”
Apa kami sedekat itu? Di
mataku, dia hanya teman sekelas tuh. Dan aku tidak ingat sering bicara
dengannya pula. Di tahun keduaku, aku duduk di sampingnya, sampai semua
laki-laki datang, ingin berganti denganku. Itu bagaimana aku bisa dapat tempat
duduk jauh dari meja guru. Ini jelas bukan hubungan dimana aku akan
menganggapnya dekat. Aku tidak ingat apa yang terjadi, tapi, dia model dewasa,
dan aku tidak tertarik pada hal itu jadi sebaiknya kulupakan saja.
“Setelah diputuskan, aku
harus pergi sekarang, oke? Lain kali, mari ambil foto lebih erotis yang tidak
akan kau temukan di majalahmu, oke? Kami akan sibuk ketika sore!”
‘Setelah diputuskan’? Dan aku
hanya pura-pura tidak mendengar bagian ‘sore’ itu. Daripada itu— dua jepretan
itu. Foto dengan model dewasa dan murid laki-laki SMA yang membosankan… jika
itu bukan aku, bisa dipakai untuk menipunya. Dalam kehidupan internet modern,
jika foto ini diunggah, semuanya akan marah.
Mungkin aku harus
menghapusnya sekarang… tapi, aku mungkin harus menyimpannya untuk jaga-jaga.
“Pertama Sensei,Ketua,dan
sekarang idol… serangan macam apa ini…” gumamku sambil meninggalkan gerbang
sekolah.
“S-Sensei!”
“Guha?!” Tumbukannya seperti
bola menyerang keberanianku. “B-Brutus… kau juga?”
“Brutus? Uhm, hanya Kuu tuh…”
“Aku tahu… atau mungkin, apa
urusanmu, hampir memukul daerah terpentingku dengan kepalamu?”
“M-Maafffffff!”
Tepat didepanku adalah gadis
kecil. Wajahnya merah cerah dan bergetar dengan hebat, seperri anak kuda yang
baru lahir. Dia punya rambut biru tua yang mencapai bahunya dan rambutnya
diikat pada satu sisi. Dengan seragam pelaut yang imut dan topi yang pas,
sangat sesuai dengannya. Dan gadis itu sendiri juga manis. Sangat bahkan
membuatmu khawatir setiap dia mau menyebrang. Kadang aku bahkan berpikir untuk
kabur dengannya. Tidak, itu hanya sebuah lelucon.
Muku Shinjuku. SD kelas 5.
Tinggi: sangat kecil. Nama panggilan: Kuu. Dia biasanya memanggilku “Guru.”
“Kuu, kenapa kau disini? Di
luar berbahaya karena mungkin ada murid SMA lolicon sekitaran sini.”
“L-Lolicon? Laki-laki sekitar
sini sangat baik, kau tahu? Bahkan sebelumnya, mereka memberiku permen.”
“…..”
Kuu adalah anggota dari
afiliasi SD kami. Sekolah mereka ada di sekitar sehingga makhluk kecil ini
sering terlihat. Tapi, di luar dari afiliasi gadis SMA, aku benar-benar
berharap yang memberinya permen bukanlah orang jahat. Lebih baik mengecek jika
Kuu masih punya bel pencegah kejahatannya. Yah, mari belikan bel yang lebih
baik untuknya lain kali.
“Ah, benar. Terima kasih
untuk foto kucing sebelumnya. Sangat lucu.”
“Y-Yep. Aku ingin mengambil
beberapa foto tapi dia lari. Dan ketika aku mengejarnya, aku sudah cukup jauh.”
“Mengambil foto tidak apa,
tapi hati-hati, oke?”
Jadi dia tidak hanya terkenal
di murid SMA laki-laki tapi juga makhluk hidup pada umumnya?
Hobi Kuu memfoto kucing, dan
dia sering mengirimnya padaku. Dan aku tidak bisa menyuruhnya mondar-mandir
tanpa tujuan. Tapi, aku selalu memberitahunya untuk jalan-jalan di sekitar
perumahan atau dekat sekolah. Untungnya, di sekitar rumahnya, ada banyak
kucing.
Sebenarnya, aku juga suka
kucing. Terlebih sikap ‘Manusia? Aku tidak suka mereka’. Aku ingin memelihara
satu di rumah tapi aku sudah punya adik perempuan yang berguling seperti kucing
setiap waktu, jadi aku harus puas dengan hal itu.
“Ahh, kau memburu kucing juga
hari ini? Tapi ini sudah sore. Jika kau tidak pulang, mereka akan khawatir,
kan?”
“Ahaha, Guru tetap waspada seperti
biasa.” Dia tersenyum pahit. “T-Tapi bukan itu. Uhm…. Uhm….” Pipinya tersipu
ketika dia mengatakan itu. “Guru, ini!”
“Eh?”
Dengan cepat memberiku
sesuatu, dia segera pergi setelahnya. Pemberhentian bus dekat dengan kita, jadi
dia menaikinya dan busnya pergi.
“…….Kupikir begitu.”
Aku perlahan mengerti yang
Kuu berikan padaku—sebuah surat. Dengan foto kucing lucu, amplop gadis SD. Di
belakangnya ada namaku, dengan tanda hati sebagai perekat. Dari bentuknya, ini
seharusnya ‘surat cinta’. Memikirkan kalau benar ada. Ini pertama kalinya aku
melihat itu. Tentu saja, artinya aku tidak pernah mendapat satu pun.
“Bahkan pernyataan dari Kuu…
tidak mungkin, kan? Tolong katakan tidak untuk hal ini.”
Bukannya aku akan panik dari
hanya anak SD tapi dia putri dari kenalanku. Aku tidak berani membuka surat
itu… Apa yang harus kulakukan? Tapi, dengan tidak membuka akan cukup berani
juga. Yah, mari biarkan sampai tiba di rumah. Bukan berarti ada maksud tertentu
juga.
Dengan langkah pelan, aku
sampai di stasiun kereta api. Bahkan ketika menunggu kereta, kepalaku dipenuhi
dengan 3 pernyataan cinta. Ya, walaupun kubilang akan menunggu, aku membuka
surat Kuu… dan isinya seperti yang diharapkan. Cukup singkat tapi itu surat
cinta, tidak salah lagi.
Ini aneh, sangat aneh. Kenapa
aku menerima pernyataan dari 3 gadis imut? Lelucon macam apa ini? Aku tidak
tampan, juga bukan andalan klub olahraga, juga bukan satu-satunya laki-laki di
sekolah perempuan.
“Uwa!”
Ping
Telepon di kantong dadaku
bergetar.
“Oh, Miharu…”
Miharu adalah anak yang
dilahirkan ibuku setahun setelahku, adik perempuanku.
Sepertinya aku dapat pesan
LINE darinya, apa katanya?
‘Beli es krim dalam
perjalanan pulang. Yang biasa.’
“………..”
Adikku memanfaatkan Onii-channya
seperti JNE. Tentu saja, tanpa ongkos kirim. Atau sepertinya, dia membayar
dengan ‘Kartu Onii-chan’. Apa itu kartu ‘Onii-chan’?
“Ah, ada foto juga…”
Rambut hitamnya diikat dua,
membuatnya terlihat imut tapi dia juga punya ekspresi bodoh. Tanpa ganti baju,
dia berguling di sekitar sofa ruang tamu keluarga kami. Bukannya aku tidak
pernah melihatnya begitu jadi kenapa dia mengirimkan foto itu…?
Musim semi ini, Miharu
diterima di SMAku. Aku harap dia akan ganti baju sebelum mengotori baju seragam
barunya. Roknya bergulung terus hingga hampir bisa melihat celana dalamnya.
Sejujurnya, melihat celana dalam adik bukanlah hal aneh tapi karena sekarang
dia gadis remaja kuharap dia lebih waspada. Namun, ketika kuberitahu, dia
menjawab “Onii-chan juga sama saja kan? Kamu selalu dihukum ketua OSIS pun” dan
karena dia benar akan hal itu, aku tidak bisa mengatakan apapun. Adikku
benar-benar tidak segan sama sekali dengan Onii-channya.
Es krim, kah… Aku harus
pulang secepat mungkin.
“Hah? Pesan lain?”
‘Juga, aku cinta Onii-chan.
Beneran.’
“………………”
Kubaca berulang kali pesan
itu.
Apakah adikku idiot?
‘Beneran’ katanya… apanya?
Aku tidak peduli kalau dia mencintaiku sebagai Onii-channya, tapi kalau maksud
lain bukankah buruk?
Jadiiiiii…. ketua OSIS
biarawati, idol, gadis kecil dan adik perempuan kandungku. Aku menerima
pernyataan dari empat perempuan hari ini?! Bagaimana jika… mereka semua serius?
Tidak mungkin aku pacaran dengan kalian semua, kan…?
Aku tidak ingin pulang malam
ini.
Yah, tidak begitu telat, tapi
sebentar lagi akan gelap. Seperti bisa saja aku pulang, berkata “Aku pulang!
Dan aku bawa es krim!~”, setelah menerima pesan itu, seperti tidak ada yang
terjadi. Bahkan makan malam sambil menatap mukanya akan sulit. Tidak sepertiku
yang peka, aku ragu kalau dia akan berbeda, bahkan setelah mengatakan hal
seperti itu. Untuk sekarang, aku akan naik kereta dan berkeliling sebentar.
“Miharu, kau bisa makan
‘Pasta yang orang Italia sarankan padaku’… dan kirim.”
Untuk sekarang, aku hanya
kirim pesan LINE. Itu salah satu kesukaan Miharu. Aku meninggalkan banyak, dan
menyembunyikannya di seluruh rumah. Dan, di pesan itu, aku memberitahunya salah
satu tempat persembunyian. Walaupun kusimpan untuk ketika aku harus menaikkan
mood Miharu dengan cepat, aku tidak punya pilihan lain sekarang.
Woah, dia sudah menjawab.
‘Ahh, bolehkah makan itu?!
Serahkan saja padaku, aku akan merebus air!”
“…………….”
Ahhh, memikirkan kalau adikku
yang tidak bisa apa-apa merebus air sendiri… air mata pun keluar. Dia tidak
akan menimbulkan api… kan?
‘Juga, kamu bohong padaku
kalau sebelumnya itu adalah yang terakhir, sial!’
Tidak, aku tidak bohong. Aku
tidak suka bohong atau menusuk orang dari belakang. Pada akhirnya, yang
kusembunyikan adalah yang terakhir di toko, jadi aku tidak bohong. Yep, tidak
masalah. Juga, dia bertingkah seperti dia sudah lupa akan pernyataannya….
Walaupun aku akan bilang
pulang sekarang tidak masalah, itu tetap saja adikku. Akan sedikit canggung
jika kita bertemu. Aku akan menghabiskan beberapa waktu disini. Yah, aku masih
perlu sesuatu untuk dimakan, jadi kurasa aku akan membeli sesuatu di minimarket
dekat sini.
“Saigi-kun!”
“Eh?”
Ketika kudengar suara itu,
sebuah mobil terparkir di tengah jalan. Sebuah mobil merah terang bulat. Jika
kuingat kembali, mereknya Fiat atau apalah. Orang yang menunjukkan wajahnya di
kursi pengemudi adalah—Maka-sensei. Dia melambai padaku.
“Cepat dan masuklah! Kita
tidak punya waktu lagi!”
“Eh? Tidak ada waktu….?”
“Itu tidak penting sekarang!
Akan kujelaskan situasinya nanti!”
Aku tidak peduli apa yang
sedang terjadi, tapi sebelum kusadari, aku duduk di kursi sebelahnya.
Mengencangkan sabuk, Ibu mengoperasikan kenop dan mempercepat ketika bannya
berdecit.
“T-Tunggu sebentar, Sensei!
K-Kau terlalu cepat….!”
“Tidak apa-apa, bahkan yang
tua sepertiku bisa tahan kecepatan ini.”
“Apa hubungannya!”
Menggenggam kenop,Maka-senswei
terlihat menikmatinya. Dia menggulung lengan bajunya dan hal yang dia kurang
hanya sarung tangan pengemudi.
Namun, ini sedikit
menyenangkan. Naik mobil yang dikendarai kenalan sedikit enak. Biasanya, aku tidak
punya kesempatan untuk naik mobil seperti ini.
Namun—
“Tolong perlambat dan
turunkan kecepatannya!”
“Apa yang turun kalau aku
berputar?”
“Jangan menjadikannya
teka-teki! Dan sudah kukatakan sebelumnya jawabannya!”
Ahh, lupakan soal
menyenangkan… Aku hanya berharap kalau aku tidak akan mati. Sepertinya aku
terlalu sombong, berpikir kalau bisa menghabiskan siang yang tenang.
“….Ha?!”
“Ah, kita di rumah, Saigi-kun.
Kupikir kau akan tetap seperti mayat hidup terus.”
Sebelum kusadari, Maka-sensei
berdiri di depanku. Aku berada dalam ruangan dengan gaya Jepang dan Bu Maka
duduk di seberang meja, menghadapku.
“Kau ingat? Kau masuk kesini
dengan kedua kakimu, kau tahu.”
“Bagaimanapun… Rasanya
kepalaku mau pecah.”
Yah, aku ingat semuanya
sekarang.Maka-sensei mengemudi dengan kecepatan diluar aturan dan setelah
melalui itu, kita sampai di parkiran. Gaya mengemudi Maka-sensei sangat kasar…
Rasanya organ dalamku bertukar tempat karena terlalu banyak bergetar. Itulah
jika aku masuk ke dalam mobil dengannya lagi. Rasanya umurku berkurang banyak.
“….Sensei, kamu punya mobil.”
“Ya, tapi aku jarang
mengemudi. Kita punya kereta api dan bus jadi sangat boros minyak untuk
mengemudi kemana-mana.”
Yep, aku mau naik kereta api
jika bisa melewati berkendara dengannya.
“…Jadi, aku masih bingung…
kita dimana?”
“Seperti yang kau lihat, kita
dalam restoran yakiniku.”
“Restoran yakiniku….”
Sekarang setelah dia mengatakannya,
ada panggangan di depanku dan aroma daging panggang memasuki hidungku.
“Kupikir kau mungkin suka
makan daging. Harga disini sangat murah, dan dagingnya juga bagus. Tapi, tentu
saja mereka ilegal, membuat detak jantung pemilik dan pelanggan berdegup
kencang, menciptakan makan malam yang sempurna dalam ketakutan.”
“Itu tidak baik, kau tahu
itu?”
“Untuk sekarang, sepertinya
bukan hari terakhir mereka. Aku senang kita datang pada waktu ini, biasanya
cukup padat disini, kau tahu.”
“Itu alasannya kau ngebut ke
sini.”
“Tidak, aku selalu mengemudi
seperti itu. Karena Saigi-kun denganku, aku sebenarnya sedikit lebih lambat
dari biasanya.”
“………..”
“Wajah yang menarik, Saigi-kun.
Ah ngomong-ngomong, aku sudah memesan minum ketika kau melamun.”
Ketika dia mengatakannya,
pelayan wanita membawa dua cangkir teh oolong. Dan, dia juga menanyakan pesanan
kita.
“Mari pesan makan sekarang.
Uhm…”
“…………?”
Ketika Maka-sensie membuka
menunya, dia membeku.
Untuk beberapa alasan, ada
keringat dingin di dahinya… kenapa?
“K-kau bisa pesan apapun yang
kamu mau, Saigi-kun. Tentu saja, ini traktiranku.”
“Haaa… begitukah.”
Dengan kata-kata itu, dia
memberikan menunya. Kuputuskan untuk memesan lidah sapi asin dan iga barbeque,
dan juga sup telur dengan nasi sebagai makanan pendamping.Maka-sensei hanya
memesan sup, jadi kutebak dia tidak perlu nasi.
“…Fu, kau kelihatannya
terbiasa memesan disini, Saigi-kun.”
“Tidak juga. Aku hanya datang
ke restoran yakiniku dengan keluargaku sebelumnya dan harus memesan saat itu
juga.”
Terkecuali adikku, orang
tuaku selalu melempar keputusan untuk memilih ke orang lain. Dan aku tidak
percaya kalau Maka-sensei tidak bisa memesan sendiri.
“Mari minum. Ini, kerja bagus
hari ini.”
“Kerja bagus hari ini.”
Aku tidak tahu kenapa kita
mengucapkan itu, tapi aku melakukan tos dengan Maka-sensei. Aku hanya ingin
meresapi sedikit saja tapi karena hal yang telah terjadi, kuminum semuanya
untuk memuaskan hausku.
“Ohh, langsung habis dalam
satu teguk, Bang! Ayo yang lain lagi!”
“Siapa kau?!”
Bunga yang tidak dapat
diperolah mendadak menjadi pria tua!
“Aku bercanda. Tapi, kita di
luar sekolah, jadi bisa sedikit santai, kan? Ah, aku sebaiknya melepas ini.”
mengatakan itu, Bu Maka melepas jaketnya dan menggantungnya dalam ruangan.
Walaupun dia masih memakai
blus di atas pakaian dalamnya, dia mendadak melepasnya membuat jantungku
berdebar sedikit kencang. Aku laki-laki yang sedang puber apa! Iya!
Yah, Ibu sangat kurus.
Bahunya sempit dan aku bisa melihat garis lurus hingga pinggangnya. Sebagai
tambahan, walaupun dia memakai blus, aku dengan jelas bisa melihat gunung besar
dari dadanya… tapi kenapa aku melihatnya seperti ini!
“Fuu~ tapi aku senang bisa
menjemput Saigi-kun. Aku berharap kau berjalan tanpa tujuan tanpa pulang ke
rumah tapi itu bukanlah segalanya. Tidakkah kau pikir bertemu seperti itu
adalah takdir?”
“Aku tidak tahu harus
membalas apa. Walaupun kau benar dalam berjalan tanpa tujuan tapi apa kau tahu
alamat rumahku? Walaupun aku punya alasan tidak pulang rumah, kau tahu itu?
Dan, adakah alasan untuk kita bertemu hari ini?”
“Saigi-kun kasar seperti
biasanya. Bagaimana percaya diri terhadap guru. Tapi bahkan dengan itu, kau
tidak bisa menang dari Jinsho-san dan Amanashi-san.”
“K-kenapa kau tahu itu….!
Atau terlebih, kau tahu ketua Karen san Amanashi…?!”
“Tentu saja aku tahu tentang
mereka. Ketua OSIS dan gadis yang disayangi semua guru. Sebagai tambahan,
adikmu dan anak SD Muku Shinjuku.”
“Bahkan Kuu…..?”
Karena Miharu adalah murid
tahun pertama di sekolahku, tidak aneh kalau dia tahu. Tapi, tidak ada hubungan
untuknya mengenal Kuu.
“Ah, daging kita datang. Ayo
makan. Ini daging nomor merah!”
“Jangan katakan seperti itu
adalah daging merah. Tapi, yah.”
Walaupun masih banyak hal
yang ingin kutanyakan tapi aku tidak bisa melawan godaan daging di depanku. Aku
bukanlah murid SMA kalau aku bisa melakukan hal itu.
“Yahu~ Lidah sapi!
Kelihatannya enak, Sensei!”
“Karaktermu berubah, Saigi-kun.
Ah, biar aku saja.”
Dia mencoba mengambil daging
dengan penjepit tapi pergerakannya sedikit bergetar─ itu berbahaya!
“T-tunggu sensei! Biar aku
saja!”
“Eh? Tapi itu pekerjaan
wanita─”
“Kau mentraktirku dan aku
lebih muda jadi biarkan aku saja!”
Tidak peduli apapun, aku
tidak bisa membiarkannya memanggang. Instingku memperingatiku, ─aku tidak bisa
membiarkan daging ini sia-sia jika sesuatu yang buruk terjadi. Menerima izin
dari Sensei, aku menaruh lemon di atas panggangan dan mulai bekerja. Setiap
orang punya caranya untuk memanggang lidah sapi tapi memanggang satu sisi
tidaklah baik. Bau enak mulai muncul. Ahh, insting dalamku mulai bertindak!
“Dan, selesai. Silahkan,
Sensei.”
“T-terimakasih. Maaf soal
itu. Mari kita makan.” Melipat dagingnya, dia memasukkannya ke dalam mulut.
Aku juga mengikutinya. Yap,
ini enak. Itu benar-benar daging bagus.
“Jangan khawatir, aku akan
terus makan!”
Dalam beberapa menit lidah
sapinya habis dan setelah itu iga barbeque. Dengan tangan cekatan, kupanggang
juga.
“Mhm… iganya juga enak.
Semakin lama mereka semakin enak.”
“…….”
Walaupun aku sedikit sibuk
memanggang daging, orang cantik di depanku ini juga sesuatu. Dia hanya
menggigit dan memenuhi mulutnya tapi tetap saja terasa erotis. Dan juga,
tampaknya dia sangat suka dagingnya karena ekspresinya melebar.
Sialan, walaupun dia dewasa,
kenapa dia begitu manis…!
“Tapi, aku tidak bisa
membiarkan semuanya ke Saigi-kun! Aku akan memanggang yang berikutnya!”
“Sensei… kau belum pernah
memanggang, kan?”
“B-bukan itu masalahnya…” Dia
mengalihkan pandanganya. “Hanya, waktu ketika aku pergi ke restoran yakiniku
seperti ini adalah ketika bersama rekan atau muridku, kau tahu? Ini pertama
kalinya aku datang dengan laki-laki. Walaupun umurku 24, ini pertama kali, kau
tahu? Aku tidak pernah makan berdua dengan laki-laki kau tahu?”
“K-kau tidak perlu
menjelaskan serinci itu, oke? Ini membuatku kasihan sebenarnya…”
Dia terlihat serius barusan.
Untuk berpikir kalau orang cantik sepertinya tidak pernah keluar bersama
laki-laki… Itu membuatku sedikit tenang… tidak, tidak baik. Bimbingannya sudah
memberikan sedikit efek.
“B-benarkah? Tapi tetap saja,
walaupun aku datang dengan banyak orang, mereka yang bekerja jadi aku belum
pernah….”
“Ahh, aku ngerti.”
Mereka mungkin
memperlakukannya seperti tuan putri dalam setiap keadaan. Itu alasannya mengapa
dia seperti ini, tidak bisa memesan atau memanggang di restoran yakiniku.
“Daripada itu,Maka-sensei
sangat tidak berguna tidak pernah kubayangkan sama sekali.”
“Tidak berguna?! Hanya karena
aku punya masalah dalam kehidupan sehari-hari…!” Dia mulai ngambek.
Dia hanya menunjukkan padaku
wajah ini. Sungguh mengerikan.
“Yah, aku juga buruk dalam
beberapa hal. Ayo pesan lagi. Sapi lagi atau babi berlemak bagus. Bagaimana?”
“Y-yah oke. Boleh kusuruh…
untuk memesan?”
Maka-sensei memandangku. Ugh,
tidaklah adil ketika dia sangat imut. Tapi yah, aku tidak masalah memesan.
Dengan begini, kita tetap makan.
“Ahh, enak! Dagingnya
menyebar dalam perutku~”
Dia bisa makan banyak…
bagaimana dia bisa tetap langsing…? Yah, kurasa hampir semuanya ke dadanya.
“Ahh, kulakukan. Dagingnya
sungguh enak hingga aku lupa… Maaf Saigi-kun, untuk membuatmu menunggu.”
“Hah? Membuatku menunggu
apa?” Dia mengambil iga barbeque, meletakkan saus di atasnya dan meregangkan
tangannya menujuku.
“Ini. Ahhnnn.”
“A-Ap-!?”
Dia bicara soal itu?!
“Maka-sensei, bukannya aku
menunggu hal itu tuh?!”
“Ketika pria dan wanita makan
bersama, bukankah ini hal yang wajar?”
“Itu sulit dilakukan, kau
tahu! Setidaknya untukku!”
Aku bahkan tidak pernah
membiarkan adikku melakukan hal itu, walaupun dia bukan orang yang akan
melakukannya.
“Aku ngerti, jadi ini pertama
kalinya untuk Saigi-kun juga. Jadi, aku akan senang.”
“Bisakah kau tidak bicara hal
yang bisa membuat salah paham seperti itu?!” balasku tapi dia tidak
memperhatikan sambilan memegang dagingnya.
Pada situasi ini, dagingnya
akan dingin. Dan akan sangat mengecewakan, walaupun tidak begitu mahal.
1: Menerima dengan terima
kasih dan “Ahhhnnn”.
2: Untuk sekarang, aku akan
makan daging yang ada di piringku!
3: Daripada dagingnya, aku
ingin mencicipi sumpit Maka-sensei!
Oke, nomor 3 keluar! Apaan
aku, cabul?!
“Aku akan pilih ni 2… tapi
bagaimana dengan 3…”
“Itu jelas tidak jantan sama
sekali! Jangan kalah! Kau bilang kau tidak bisa makan dagingku?!”
“……!”
Tanpa peringatan apapun, Maka-sensei
mendorong sumpitnya dengan daging ke dalam mulutku. Ahh, daging Maka-sensei
enak… tunggu, pengucapannya terdengar aneh!
“…..Enak…”
“Aku senang. Jadi, berikutnya
giliranku.”
“Eh?”
Kau menyuruhku melakukan hal
yang memalukan itu?! Rintangannya terlalu susah untuk murid biasa sepertiku!─
Hanya saja ketika kupikir begitu, Maka-sensei berdiri dan berjalan menujuku.
“Ya, jika kau mau.”
“A-apa yang kau lakukan?”
Maka-sensei duduk antara aku
dengan meja.
H-hei… Dia duduk antara
pahaku… mereka menekan pantatnya!
“Sebagai gurumu, aku ingin
kau melewati rintangan ini. Kau sudah menerimanya, jadi seharusnya tidak
sulit.”
“…………..!”
Selagi Maka-sensei bersandar
padaku, kepalanya menekan dadaku.
Fuwawa… rambutnya wangi! Dan
punggungnya sangat lembut dan hangat!
“Aku juga mau dagingnya.
Cepat, cepat!”
Ahhh, jangan gerakkan bahumu
seperti itu. Untuk pria remaja sepertiku, bahu lembut ini sangat bahaya. Dan juga,
karena panas dari panggangan, dia mulai berkeringat. Blus putihnya mulai basah
dan aku bisa melihat ke branya! Aku bahkan bisa melihat warnanya, hari ini.
Pink, tepatnya. Ketika musim panas, kau terkadang bisa melihat bra dari teman
wanitamu tapi tidak pernah pada guru! Apakah aku senang karena bra tangan yang
dia lalukan sebelumnya? Tentu saja. Jika kugerakkan tanganku sedikit, mungkin
aku bisa menyentuhnya.
“Mana dagingnya Saigi-kun,
aku mau makan daging~”
“Y-ya…”
Tidak membiarkanku memilih,
aku mengambil daging, meletakkan saus dan menyuapinya.
“Mhmmm, enak! ~Lebih lagi
sekarang aku disuapi Saigi-kun~!”
“Dagingnya sedikit gosong,
kau tahu”
“Lebih baik ketika cinta
sedikit gosong.”
Dia tetap berbicara tentang
cinta, orang ini…
“Sekarang giliranku lagi.
Ini, ahhnnn.”
“……”
Dia berbalik untuk
menyuapiku.
Seperti yang kubilang,
bisakah kamu tidak berbalik ketika kita dekat…! Lihat, aku bisa melihat bramu
dengan jelas sekarang!
“Tetap makan oke? Ini,
ahnnnn, ahhhhnn.”
“Y-ya ya….”
Tanpa memperhatikan
pandanganku, dia tetap menyuapiku seperti dia sedang bermimpi. Ini neraka? Atau
surga? Aku tidak tahu.
Setelah beberapa saat, kita
berhenti melakukan pertunjukan ‘Ahnnn’ dan Maka-sensei kembali ke tempatnya di
seberang meja, membiarkanku menelan teh oolongku.
“Ahh, enak. Jadi, untuk penutup,
es krim saja. Sambil makan, kita ngobrol.”
“Sekarang setelah kau bilang,
kenapa aku disini…”
Makan daging yang begitu
enak, disamping disuapi guru cantik, aku sungguh lupa tentang semua yang
terjadi siang ini. Mungkin dampak ditarik ke mobilnya tiba-tiba.
Ketika es krimnya tiba,Maka-sensei
menghentikan pelayan yang ingin mengambil piring.
Aku penasaran kenapa,
mengganggu saja sebenarnya.
Tapi, tanpa ribut, dia mulai
memakan es krim.
“…..Ini aliansi ‘Tidak
apa-apa jika aku mati’.”
“Eh? Sensei, apa yang kau
bilang?”
“Seperti yang kubilang, Ini
aliansi ‘Tidak apa-apa jika aku mati’.”
Mungkin otakku yang
bermasalah tapi aku tidak mengerti apa yang dia katakan. Untuk sekarang, aku
akan makan es krim dan tenang… Mhm, mintnya enak.
“Ada pengarang terkenal
bernama Shimei Futabatei, kan. Dia menerjemahkan novel asing ‘Milikmu’ menjadi
‘Tidak apa-apa jika aku mati’. Terjemahan itu sangat terkenal, bisa menyaingi
‘Bulan yang Indah’ milik Souseki Natsume.”
“B-begitukah….”
Jadi, dia juga punya ilmu budaya
walaupun dia guru bahasa Inggris. Namun, walaupun kau menceritakan latarnya,
aku tidak mengerti.
“Aku ngerti ada terjemahan
seperti itu, tapi apa aliansi…? Dan, apa yang kita bicarakan?”
“Aku bicara tentang hari ini,
setelah kelas. Aku menerima info kalau mereka akan pisah, tapi aku tidak bisa
bertindak karena kerjaanku. Kenapa hari ini…!”
“Tidak tidak, pekerjaanmu
lebih penting, kan?”
Aku tidak tahu apa yang dia
bandingkan tapi tidak baik jika kau bilang kalau kau lebih melepas kerjaanmu
sebagai guru. Tapi, tunggu? Mereka? Dia juga bilang itu di pesan LINE…
“Daripada itu, Jinsho
Karen-san, Amanashi Nui-san, Shinju Muku-san dan juga Saigi Miharu-san.. Saigi-kun,
kamu menerima pernyataan dari mereka, kan?”
“B-bagaimana kau bisa tahu?!”
Bahkan Kuu? Atau mungkin,
mata-mata macam apa sampai dia bisa tahu semua!
“Aliansi ‘Tidak apa-apa jika
aku mati’. Atau singkatnya, SID. Sedikit bermasalah dalam nama jadi kita
singkatkan saja.”(TLC: Shindemo ii wa → SID)
“Bukankah lebih baik jika
memilih nama lain? Dan jangan bilang, Maka-sensei juga bagian dari organisasi
aneh, kan?”
“Tidak, tentu saja tidak. Aku
masih guru, kau tahu? Organisasi yang aku masuk hanyalah fans club Saigi.”
“Aku tidak ingat ada itu!”
Aku akan mengenakan biaya
keanggotaan -beneran.
“Tapi, aktivitas mereka tidak
jauh beda dari klub. Aku bilang saja, tapi organisasi itu benar ada. Di sekolah
kita, tanpa ada yang tahu.”
“………”
Apakah sekolah kita tempat
pertemuan rahasia? Seperti drama asing? Sejujurnya, aku suka drama begitu.
“Aku kebetulan tahu ada yang
seperti itu. Dan, jika SID bergerak, mereka akan membuat masalah untuk Saigi-kun.
Aku selalu menandai mereka tapi akhirnya mereka bergerak.”
“Tidak kau juga membuatku
dalam masalah─ atau tepatnya, orang pertama.”
“Aku yang pertama…? Oh benarkah,
Saigi-kun….”
Oi, pipimu memerah.
“Tidak tunggu, itu tidak
masalah sekarang! Aku masih tidak mengerti apa yang terjadi!”
“Yah, tidak usah
bertele-tele. Ketua SID Jinsho Karen-san. Perjanjian mereka adalah mengawasi
satu sama lain.”
“Perjanjian?”
Sekarang kata lain yang
meragukan muncul.
“Nyatanya, fakta aku
mendekati Saigi-kun dan setiap dari mereka mencoba mengejar.”
“Jadi semuanya di siang ini
kesalahan ibu!”
Apa yang dilakukan guru
cantik ini?! Tidak ada yang lain─
“Tunggu sebentar. Sensei, aku
punya pertanyaan.”
“Ya, Saigi-kun.”
“Cara ibu mengatakannya,
kedengarannya mereka semua, termasuk adikku, menyukaiku─ tidak, berkonspirasi.”
“Tepat sekali. Walaupun
menyebutnya aliansi sedikit berlebihan. Mereka hanya murid SMA jadi lebih baik
untuk menyebut perkumpulan menguntungkan, kurasa?”
……Disini wanita bercampur
dengan bukan murid juga.
“Mau apapun itu, kenapa
mereka berkomplot seperti ini! Mereka akan bekerja sama untuk hal yang mereka
sukai atau apa?!”
“Itu juga benar. Walaupun
nilaimu bukan yang terbaik, kau selalu memberontak. Apa kau belajar dengan
benar? Kau tidak boleh ketinggalan lagi, oke?”
“Bukankah kita berbicara
tentang hal yang sangat berbeda sebelumnya? Kenapa sekarang kau membuatku
terasa buruk?”
“Bagaimanapun,Aku gurumu.”
Jadi apa?!
Tetap saja, aku disukai 4
gadis selain sensei? Dan mereka membentuk organisasi dimana mereka
bersekongkol? Bahkan adikku? Aku tidak pernah sadar. Kupikir ketua Karen hanya
menganggapku halangan, model dewasa tidak akan ingat namaku, dan Kuu masih muda
juga.
“Jadi, akan kujelaskan dari
sudut pandangku. Walaupun mereka mengumpulkan informasi, mereka tidak bekerja
sama. Dan aku sendirian, menghadapi Saigi-kun menyusahkan sendirian.”
“Aku tidak akan kalah dari
Maka-sensei dalam hal menyusahkan.”
“Cara tidak langsung
menyebutku imut, Saigi-kun.”
“………..”
Kupikir kau terlalu berpikir
positif,Maka-senesi. Bukankah dia lebih bermasalah dari yang lain?
“Tapi, tentang kenapa SID
bermasalah. Mereka selalu mengawasi setiap gerakan yang kau buat, jika aku
melanjutkan pelajaranku, mereka pasti akan menyerang juga.”
“H-hei, bahkan pernyataan
mereka berempat tidak sanggup kuhadapi! Aku tidak akan bertanggung jawab akan
apa yang terjadi setelah ini!”
Aku bahkan tidak bisa
mengikuti lagi!
“Aku tahu bagaimana
perasaanmu, Tapi aku tidak tahu bagaimana jelasnya. Aku hanya tahu tujuan
mereka dan anggotanya. Lebih baik, kita putuskan saja dananya tapi aku belum
mencari tahu sejauh itu.”
“Aku benar-benar ragu
organisasi macam itu ada sponsornya…”
Siapa yang akan memberikan
uang ke sekelompok gadis hanya agar mereka dapat mengawasiku. Dan Maka-sensei
bahkan ingin menghancurkan mereka. Kedengarannya mengerikan.
“Dan jika kita tidak bisa
bermain dari buku kita hanya punya satu pilihan lain.”
“Apa maksudmu?”
“Apa yang kau katakan benar. Karena
aku menyatakan padamu aku harus menanggung resikonya. Dan aku akan melakukan
tugasku.”
“T-tunggu sebentar!”
Karena Maka-sensei mulai
bergerak, begitu juga SID, jadi cara yang paling mungkin bagi dirinya untuk
menyelesaikan situasi ini adalah─
“Jangan bertindak
terburu-buru, tidak ada alasan untuk meninggalkan sekolah ini─”
“Aku akan menjadi pacar Saigi-kun.”(TLN:Iri
bangsat)
“Apa yang kau katakan?”
“’Apa yang kau katakan?’
fufu, tidak sopan sekali terhadap gurumu.”
“M-maaf, hanya saja….”
Salahnya tiba-tiba berubah
menjadi karakter Onee-san.
“Tapi apa maksudmu? Aku
bahkan belum menjawabmu….”
“Ini tidak ada hubungannya
dengan pernyataanku. Tapi jangan bilang kau mencoba situasi harem?”
“Mana mungkin! Sebaliknya aku
sangat curiga pada segala situasi ini! Kenapa ketua OSIS dan model menyatakan
padaku yang bosan ini! Bahkan Kuu dan adikku! Sangat aneh! Dan tidak ada
warisan untukku atau apapun!”
“Paling tidak, tujuanku
bukanlah uang.”
“………….”
Sampai sekarang, aku tidak
mendengarkan alasan bu Maka jatuh cinta padaku, kan…. Dan biar adil, aku masih
tidak bisa percaya sepenuhnya perasaannya padaku. Jangan bilang, dia agen yang
dikirim pemerintah? Dia menyatakan padaku karena hubungan dari negara asing
untuk memperoleh informasi?
“Aku tahu kau sedang berpikir
hal yang aneh. Aku bilang saja, kau salah.”
“…… Benarkah.”
Kurasa dinyatakan oleh guru
cantik ini sama tingkatannya dengan teori konspirasi agenku.
“Tapi, masalah sebenarnya
adalah empat gadis ini. Jika kau tidak merencanakan situasi harem, mungkin kau
terbebani dengan pernyataan mereka, kan?”
“Yah…”
Dan kenapa dia bilang seperti
pernyataannya tidak masalah untukku?
“Maka dari itu lebih masuk
akal kalau aku jadi pacarmu!”
“….Kuharap aku salah tentang
semua ini tapi bukankah rencanamu, kalau aku dan sensei berpacaran, kau
berharap ketua dan yang lainnya menyerah, kan?”
“Kita tidak punya pilihan
lain.”
“Aku bukan fans berat seperti
itu tuh?!”
“Jinsho-san dan yang lainnya
adalah gadis normal kau tahu. Sekali Saigi-kun menemukan gadis yang dia suka,
mereka pasti akan menyerah untuk merayumu.”
“Bukankah kau akan keluar
dari pekerjaan kalau aku pacaran denganmu?!”
“Hanya jika kau benar-benar
jatuh cinta padaku─ Rencanaku hanyalah menipu mereka.”
“Jadi kau menyuruhku
berbohong?”
“Aku tahu kau tidak suka ditipu
sepertinya juga kau benci menipu orang lain. Kau terkenal di sekolah karena hal
itu. Tapi, ini penting.”
“Berbohong hanyalah maksud
dari sebab, kah.” Bahkan aku yang ragu pun tahu itu.
Dan aku tidak akan bilang
kalau aku tidak pernah berbohong sama sekali.
“Sekarang, biarkan semua
orang tahu kabarnya dari LINE, fufu.”
“Kau tertawa barusan?! Ini
jelas hubungan palsu, kan?!”
Dan, aku tidak akan lengah!
“Dan kenapa kau tahu LINE ID
mereka?! Kau bukan anggota organisasi aneh seperti SID, kan?!”
“Beneran. Kubilang aku punya
sumber informasi tersendiri. Itu kenapa aku punya kontak mereka. Dan juga,
gadis-gadis ini mungkin berguna untuk pelajaranmu. Menghapus mereka mungkin
mudah tapi hanya menyerang tidaklah bagus.”
“Menghapus, kau bilang…”
Menyebutnya agen mungkin
keterlaluan tapi mungkin kamu bisa menyebutnya penyihir. Dan dia bilang ingin
memakai SID untuk mengajarku… sesaat aku ingin tahu, sesaatnya juga tidak.
“Dan, juga, bukan hal yang
buruk kalau orang yang kau suka terkenal. Cemburu untuk Saigi-kun-ku dan
semuanya.”
“Aku bukan ‘Saigi-kun’, Milik
sensei.”
Ini hanya untuk menghentikan
SID kan? Jangan lupa. Sampai sekarang, kepalaku penuh dengan pelajarannya, tapi
SID juga? Ini merepotkan sekali…
“Ah, aku tahu, ayo pakai
ini.”
“Apa?”
Dengan sempurna menghindari
balasanku, dia datang lagi dan duduk di sampingku.
“Permisi. Katakan ‘Cheese~’.”
“………..”
Maka-sensei menggenggam
bahuku dan mendekatkan wajahnya. Karena itu, aku bisa merasakan pipi lembutnya
di pipiku. Sebelum akusadar apa yang dia lakukan, dia mengambil handphonenya
dan mengambil selfie. Pertama model dewasa itu dan sekarang guru cantik, aku
penasaran apa aku akan mati esoknya.
“…..dan kenapa kau mendadak
mengambil foto?”
“Pergi ke restoran yakiniku
tidak aneh untuk pasangan, kan? Ini, seperti ini.”
Dengan itu, dia menunjukkan
layar hpnya. Terlihat dua foto dengan Maka-sensei, menekan wajahnya denganku
dengan senyuman cerah, dan aku, tanpa sadar membuka mulutku. Di belakang kita
meja dengan piring yang telah dipakai. Jadi itu alasan kenapa dia membiarkannya.
Sejujurnya, tidak peduli
bagaimanapun kau lihat, kita terlihat seperti pasangan normal yang menikmati
yakiniku bersama. Jika kita tunjukkan pada orang lain, mereka pasti akan salah
paham…!
“Berakhir dengan baik. Aku
akan mengirimkan ini pada semuanya. Pergi, ke laut yang disebut internet!”
“Ahhh?!”
“Dan aku juga akan mengirim
pesan, mengatakan Saigi-kun dan aku pacaran.”
“Cepatnya!”
Benarkah dia sudah
mengirimnya?! Ke Ketua Karen, Amanashi, Kuu, dan bahkan adikku?! Pemandangan
aku selesai makan yakiniku dengan guru cantik?!
“Mereka jelas membalas dengan
sesuatu seperti ‘Kau makan Maka-sensei selanjutnya?’!”
“Kasarnya, Saigi-kun~.”
“Ini jelas bukan waktu untuk
mengatakan itu?!”
Bahkan walaupun dia tidak
minum alkohol, dia jelas tidak bertingkah seperti tidak sadar.
“Aku juga akan mematikan hpku
untuk berjaga-jaga. Aku tidak peduli tentang pesan yang akan masuk karena
akhirnya suasana hatiku baik. Yay!”
“Yay…..”
Ahhh, aku mulai pasrah.
Adikku, Kuu, teman sekelas dan ketua OSIS. Memikirkan dia mengirim foto+pesan
seperti itu ke mereka….
“…Ha?! I-itu
mengingatkanku…!”
“Jam berapa ini?!”
Dia mendadak berhenti dan
bergegas ke dinding, hampir merobohkannya sebagai dampaknya.
Apakah dia baik?
“U-uhm, Saigi-kun…?” dengan
ekspresi ketakutan, dia berbalik ke arahku. “A-aku tidak bau yakiniku, kan?”
“…….”
Yah, aku yakin hal yang sama
padaku tapi kenapa dia begitu terkejut….?
“A-aku mempersiapkan deodoran
tapi aku lupa… aku terlalu senang… M-maaf?”
“T-tidak apa…”
Bukannya aku senang
memperhatikan ketika dia menempel padaku. Dan apakah dia begitu senang, hanya
denganku….?
Kenapa dia harus begitu imut
dan cantik!
“B-benarkah… Fu, tidak
hati-hati sekali aku. Aku lengah saat ada disekitarmu.”
“Ya…”
Aku tidak bisa bilang kalau
dia terlihat imut ketika lengah.
“Tapi, kurasa mungkin karena
itu….”
“Huh? Apa maksudmu?”
Masih duduk di dinding, dia
mulai gelisah dengan senyuman.
“Kau sudah tahu asliku
bagaimana. Dan baik-baik saja. Kata-kata yang kau bilang padaku waktu itu- itu
penyebabnya.”
“….Eh? Apa aku bilang sesuatu
padamu sebelumnya?”
Benar kalau hanya aku yang
tahu bagaimana dia sebenarnya. Aku mungkin bukan satu-satunya yang lelah pada
guru, tapi aku yakin tidak akan kalah dari yang lain dalam hal itu.
“Jadi kau lupa. Tapi, aku
pasti tidak.”
“Oke….?”
Apa aku punya ingatan pribadi
melibatkan Maka-sensei? Sepertinya tidak… aku pasti akan ingat karena ini dia
yang kita bicarakan.
“Tidak apa selama aku ingat.
Dan aku akan, sampai kematian.”
“Itu terdengar mengerikan…”
Aku berharap dia akan
menjelaskan. Atau aku tidak bisa tidur nyenyak malam ini.
“Fufu…”
Atau setidaknya kupikir
begitu, tapi menilai dari senyumannya, kupikir dia tidak akan memberitahuku.
Walaupun jelas kalau itu bagian dari pernyataan. Jika aku bisa, aku akan dengan
senang menukar ingatan untuk pesan itu.
Atau mungkin, aku lebih suka
melupakan semua mengenai SID, tapi itu juga tidak akan berguna.
“Daripada itu, mari mulai
penggantungan Saigi Makoto.”
“Ketua, bisakah aku mencoba
dulu sebelum kamu putuskan?!”
Itu sehari setelah kencan
yakiniku-atau tidak, bukan kencan. Apapun itu, hari ini aku ditarik ke ruangan
OSIS.
Ya-ditarik. Selagi aku
berjalan di koridor, ketua Jinsho Karen melihatku dan menarikku.
“Jadi korban lain, kah… Tapi,
aku juga mau ditarik ketua!”
“Ceramah ketua sangat
berbahaya, kau tahu? Jika dia serius, dia bisa menghancurkan jiwamu. Itu alasan
mengapa beberapa memanggilnya ‘pembersih’.”
“Aku akan senang membukukan
ceramahnya!”
Dalam perjalanan ke ruangan,
aku mendengar suara di sekitarku. Kelihatannya bahkan mereka pun tahu
tentangnya, dia cukup populer. Jelas, dia cantik, punya dada besar dan punya
tenaga untuk menarikmu.
Dan, ketika kita sampai di
ruangan-tidak ada siapapun. Ruangannya setengah dari ruang kelas biasa. Di sisi
lain ada jendela, dan di depannya, meja ketua. Di depannya ada meja panjang
yang lain. Meninggalkanku di tengah ruangan begitu, ketua Karen duduk di
mejanya dan seperti postur komandan. Juga, yang duduk di meja kedua adalah
Amanashi Nui, Saigi Miharu dan Shinju Muku.
“Saigi Makoto, kau mungkin
sudah tahu tapi kata-kataku peraturan disini. Jika kubilang kau digantung, maka
digantung.”
“Ketua! Sedikit kebaikan
tolong, terutama aku!”
Setelah kemunculanku, orang
di kiri dan kanan mulai ribut.
“Nah nah, Sai-kun, tenang.
Kita tidak akan menggantungmu~”
“Itu benar, Onii-chan. Kita
menahan diri untuk memastikan kau bertahan.”
“Guru, bahkan jika mereka
menggantungmu, aku akan menyelamatkanmu… walaupun butuh 2 atau 3 jam.”
“…….” aku ditatap oleh
mereka, yang duduk di meja panjang.
Kelihatannya mereka merupakan
kenalan dari awal… Dimana mereka bertemu hingga berakhir di organisasi seperti
ini…
“Jadi sekarang, ingat ada jam
malam untuk gadis kecil, jadi cepat. Saigi-kun, kemarin kau dinyatakan oleh
empat gadis. Tidak ada masalah sejauh ini, kan?”
“Apa yang kau rencanakan…”
Jadi ketua jaksanya, aku
tersangka, dan tiga lainnya pengamat? Aneh, bukankah harusnya ada yang
melindungiku?
“Ketua, apa aku punya hak
untuk diam?”
“Kau bisa memilih untuk diam,
ya, tapi aku akan menerima itu sebagai persetujuan. Jadi, kau punya tiga rintangan
sebagai siscon, lolicon dan otaku terobsesi pada model?”
“Kau salah? Benar-benar
salah!”
Mengerikan! Jika aku diam,
mereka bisa salah menafsirkan semuanya!
“Uhm, Miharu juga punya
pertanyaan. Apa kau benar-benar punya tiga fetish? Gimana dengan ketua?”
“Aku tidak punya ketiganya.”
Adikku yang imut hanya
menatap ketua Karen daripada aku.
Gadis ini, dia tidak bilang
topik pernyataan sama sekali. Tidak tentang kemarin bahkan pagi ini. Terima
kasih atas sikapnya, dia membuat harapanku naik kalau tiga pernyataan itu hanya
mimpi buruk… Oh pengharapan sekali….
“Aku hanya berambut hitam,
cantik berdada besar. Semuanya akan suka padaku, tidak peduli fetish apapun
itu.”
“Ah, aku ngerti. Yah,
tampaknya Onii-chan mungkin jatuh cinta padamu!”
Apa maksud ‘aku ngerti’
disini? Apa aku ketinggalan? Dan ketua, walaupun kau tidak bohong, tidak baik
mengatakan hal seperti itu tentang dirimu.
“Kembali ke masalah utama.
Saigi Makoto, kemarin, kau dinyatakan oleh empat gadis. Dan- pada hari yang
sama, kamu pacaran dengan guru bahasa inggria, Maka Fujiki-sensei. Kita punya
bukti dalam foto kencan yakinikumu.”
“…….”
Kelihatannya Maka-sensei
beneran mengirim pesan+foto itu. Sekarang, apa yang harus aku lakukan?
Jika kuabaikan, mereka
mungkin memulai diskusi lain tentang pernyataan mereka. Dan itu semakin
merepotkan. Tapi, jika aku menyetujuinya, mungkin akan memicu hal yang lain.
Tapi yah, aku bersama Maka-sensei di restoran yakiniku itu jujur…
“Ini sesuatu yang kita, SID,
tidak bisa lewatkan. Karena ini sangat penting untuk kita, kau, tersangka,
tidak diizinkan untuk memberikan jawaban ragu.”
“Jadi aku benar tersangka
disini….”
Walaupun tidak seperti sidang
benar dari luar, aku mungkin masih punya kesempatan untuk tidak dieksekusi…
mungkin.
“Atau mungkin, ketua. Aku
tidak mengerti apa SID ini. Kenapa, kapan, dan bagaimana ini bisa dibentuk?”
Pada akhirnya, bahkan anggota
keluargaku, dan kenalanku adalah anggota organisasi ini.
“Saigi Makoto, jika
kuberitahu tentang itu, kita akan melewati jam malam anggota kita. Aku tidak
bermaksud menyembunyikan apapun, tapi aku akan mengatakan masalahnya sekarang.”
“Sai-kun, wanita punya
rahasia sendiri, kau tahu. Rahasia, rahasia. Baik itu adikmu, gadis kecil itu,
atau teman sekelasmu. Dan tidak perlu mencari-cari hanya akan membuatmu
kelihatan canggung.”
“Dalam kasus ini aku tidak
begitu peduli….”
Amanashi mengatakannya dengan
cukup bebas tapi itu bakat dari publik figur.
“Jadi sekarang, Saigi Makoto.
Jika kau tetap mengalihkan topik, akan kuanggap setuju. Aku akan menggunakan
hakku sebagai ketua, dan, disamping memparade kau di sekolah sebelum
eksekusimu, aku juga akan menggantungmu di jaring basket.”
“Selain benar dieksekusi,
kamu juga akan meninjuku dengan peran pembuka kah!”
Dan kenapa dia sudah
menentukan tempatku mati?!”
“A-apa sekarang… aku tidak
bisa mencapai jaring basket seperti itu… guru, kelihatannya aku tidak bisa
membantumu…”
“Aku berterimakasih, Kuu…”
Dia masih SD…..
“Tidak tidak tunggu sebentar,
ketua! Aku dan Maka-sensei jelas-”
“Ya, kita pacaran.”
Ketika aku akan mengatakan
kebenarannya, Maka-sensei membuka pintu dan menyelesaikan kalimatku. Bahkan dia
ketika memasuki ruangan, terlihat seperti model, bunga matang.
Ahh, mode ‘bunga tidak bisa
diperoleh’,Sensei. Terlalu sampai kupikir yakiniku kemarin hanya mimpi.
“Kutebak tempat kalian
bertemu, Jinsho-san, bukankah menggunakan ruangan OSIS untuk keperluan
pribadimu itu dilarang?”
“Pada waktu yang sama sebagai
ketua OSIS, aku juga biarawati dalam pelatihan. Aku dilarang jatuh cinta.
Setiap orang punya satu atau dua peraturan yang dia langgar.”
…..Ketua, itu jantan sekali.
Dan juga, Maka-sensei mengatakan itu setelah dia menggunakan ruang persiapan
Inggris untuk rencananya sendiri? Yah, aku tidak seharusnya membalas itu
sekarang.
“Aku ngerti… jadi, akan
kulewatkan kali ini.”
Tidak, kau juga bersalah,
tahu.
“Tapi, aku tidak bisa
memaafkan jika kau melakukan sesuatu pada Saigi-kun. Seperti yang kuberitahu
dari LINE, kita mulai berpacaran. Dan pastinya, aku serius. Aku tahu aku tidak
boleh sombong tapi aku tahu aku tidak salah.”
“………”
Wow, dia benar paham ketika
serius. Tidak tunggu, kita di sekolah jadi pastinya. Mengetahui bagaimana dia,
aku merasa aneh dari mode ‘bunga yang tidak dapat diperoleh’ sekarang.”
“Benaran? Apa maksudnya,
Miharu-Onee-chan?”
“Mhmm, Miharu tidak tahu
juga. Bukankah itu dimana kamu ciuman?”
“Miharu, kosakata apa yang
kamu pakai di depan anak SD!”
Dengan kedutan, Kuu
“C-ciuman…!”Dengan wajah merah!
“Aku tidak peduli kau serius
atau tidak.”
Ini waktunya model dewasa
bicara.
“Aku masih tidak percaya.
Untuk Sai-kun bilang oke pada pernyataan sensei. Bukankah Sai-kum orang yang
menginvestigasi orang lain setengah tahun sebelum menjawabnya?”
“Aku penguntit apa?”
Mari abaikan kata
meragukannya sekarang. Daripada itu, aku hanya terlihat seperti penguntit untuk
mereka. Karena ini organisasi SID bukan muncul kemarin, bisa kutebak mereka
tahu banyak tentangku.
“Dalam kasus ini, seperti
‘Jika kau pacaran, jadi ciuman akan dihargai. Jadi, Onii-chan, cium aku dong~”
“Kenapa aku harus
menciummu?!”
Dan sekarang adik tercintaku.
Dia tidak pernah menunjukkan hal yang seperti itu padaku, jadi kenapa dia coba
sekarang? Selama tahun ini, lebih seperti ‘Jangan cuci bajuku bareng Onii-chan.’
“Walaupun kita
menginvestigasi kepintaran adik, dia benar disini. Hanya makan yakiniku bersama
tidak cukup sebagai bukti.”
Yah, seperti yang ketua
katakan. Foto doang dan pesan tidak akan cukup untuk meyakinkan mereka. Mungkin
itu alasannya dia mengirim pesan itu, karena kamu bisa menafsirkan banyak hal
di dalamnya.
“Aku masih belum puas.” Dia
tetap melihat antara aku dan Maka-sensei. “Benar, karena kalian pacaran,
silahkan c-c-ciuman…?”
“…..Ketua, kenapa kau malu
sekarang?”
Dia memerah sampai
telinganya. Mungkin karena dia biarawati tapi tidak ada perlawanan darinya.
“Jangan bicara aneh, Jinsho-san.
Mereka bilang mereka beneran pacaran, kan? Tidak mungkin mereka melakukan hal
tidak senonoh sehari setelah mereka pacaran.”
“………”
Melakukan bra tangan,
menonton film erotis guru, aku penasaran apa yang dia pikirkan jika kubilang?
“Sekarang… aturan SID no 3:
‘Semua informasi mengenai Saigi Makoto harus tetap rahasia dalam persekutuan’.”
Dia mulai gila sekarang?
“A-apa….?Fujiki-Sensei,
bagaimana kau tahu aturan SID…?”
“Fufu, sebagai gurumu, aku
tahu semua tentang muridku. Seperti penjaga kebun binatang yang tahu semua
tentang binatangnya.”
“Pemikiran macam apa itu…”
Setelah mendengar kata Maka-sensei,
Amanashi merespon dengan “Ah, oops”, jadi kukira itu mulutnya yang sedikit
lepas. Dia tidak baik dalam menyembunyikan sesuatu. Mungkin juga dia sumber
informasi itu?
“Aturan SID mutlak, kan?
Dasarnya, kau harus tahu kalau aku berpacaran dengan Saigi-kun dan kalian
berempat menyatakan padanya rahasia dari luar, kan?” katanya sambil memainkan
rambutnya.
K-keren sekali! Bahkan aku, tahu
dia sebenarnya, hanya bisa diam dan menatap kagum!
“-Baik. Kita tidak berencana
membuat Saigi Makoto susah lebih daripada ini.”
“Ehhhhhhhh?!”
Kau saja sudah cukup
bermasalah! Ah, ketua menatapku.
“Baik. Baik Amanashi Nui,
Saigi Miharu, dan Shinju Muku serta aku, Jinsho Karen, tidak akan memberitahu
kejadian tentang ini. Dan, kita akan melupakan kejadian pernyataan kita dan
berinteraksi dengan tersangka seperti sebelumnya.”
“Ehhhh! Ketua, kau terlalu
cepat menyerah!”
“Ketua, apa kau puas dengan
itu? Kau? Orang yang kupikir paling keras kepala antara kita?”
“J-jika guru senang… Tapi
tidak kusangka guru menyukai wanita paruh baya….”
Kau memohonku membalas itu.
Dan juga aku tertarik berapa aturan yang mereka punya, dan apa yang tertulis.
“Kita berhasil.” ucap Maka-sensei
dengan suara diam.
Kelihatannya ketua dan yang
lainnya menyerah- adalah apa yang dia pikirkan sekarang. Dari yang kulihat,
Amanashi menekan hpnya seperti biasa. Tambahannya, adikku dan Kuu menatapku
dengan air mata.
Aku berpikir kalau Maka-sensei
harus meragukan orang sedikit.
“Hoahm… capeknya.”
Aku tidak cukup tidur karena
kejadian kemarin. Tapi, terima kasih atas peraturan no 4 atau apapun, Miharu
bertingkah biasa terhadapku. Yah, ada masalah dengan Miharu yang biasa tapi
tidak ada perubahan atau apapun. Ahh, tidak baik, jika aku terserap dalam
pemikiran ini, perjalananku ke sekolah akan makin panjang. Dari mansionku,
sekitar tiga stasiun per kereta api. Aku mungkin bisa bersepeda tapi aku lebih
memilih kereta api. Walaupun sedikit tertekan jika kereta apinya penuh tapi aku
bisa tahan jika hanya tiga stasiun. Dari kereta api ke stasiun, sekitar 10
menit dengan berjalan.
Turun dari kereta, aku
berjalan dengan riang.
“Akan bagus jika tidak ada
yang terjadi hari ini…”
“Selamar pagi, Saigi-kun.”
“Ah, selamat pagi-Maka-sensei?!”
Tanpa menyadari kehadirannya,
dia mendadak berjalan di sampingku!
“Kita masih punya waktu.
Ketika kau tiba di sekolah, datang ke ruangan konseling.”
“Kau memanggilku pagi
begini?!”
Apa yang kulakukan sampai
dipanggil kesana di pagi hari?
“Akankah aku dihukum karena
berbuat salah di kereta api hari ini?”
“Seperti biasa, kau datang di
situasi terburuk.” dia tertawa. “Kau tidak perlu menganiaya orang lain di
kereta api karena sekarang kau punya pacar. Yang tidak pernah komplain apapun
yang kau lakukan.”
“Aku tidak” tidak ada
perempuan seperti itu disekitarku.
“Ada Sensei yang memakai
ruang persiapan, jadi kita pakai ruang bimbingan konseling. Pelajaran hari ini
spesial, nantikan saja~”
Meninggalkan kata-kata itu,
dia berjalan kembali.
P-pelajaran spesial?
“M-Maka-sensei, selamat
pagi!”
“Ya, selamat pagi.”
Walaupun dia baru masuk
sekolah, dia sudah disambut berbagai murid wanita, dan dia menyambut lagi
dengan senyuman. Dan bahkan hanya menyapa, mereka senang sekali. Yah, dengan
figur modelnya, rok ketatnya yang menyembunyikan pantatnya, dan kaki yang
muncul dari itu, tidak heran jika mereka tidak bisa melepaskan pandangan
darinya, walaupun mereka wanita.
Apa yang akan mereka pikirkan
kalau mereka tahu ‘pelajaran’ dan pandangannya saat makan yakiniku? Mungkin
mereka akan lebih menyukainya karena dia bukan ‘bunga yang tidak dapat
diperoleh’ seperti yang mereka pikirkan. Setidaknya, aku lebih menyukainya
begitu daripada modenya kemarin, tapi jangan pikirkan tentang itu sekarang.
Tiba di kelas, aku
meninggalkan tasku di tempat dudukku dan berjalan menuju ruangan bimbingan
konseling. Walaupun aku tidak bersemangat, tidak pergi lebih menakutkan.
“Ah, selamat datang. Teh
hitam seperti biasa?”
“Dengan gula jika boleh. Yang
kuminum sebelumnya sedikit terlalu pahit.”
Ketika aku memasuki
ruangan,Maka-sensei menyapaku dengan senyuman cerah. Setelah menerima teh
hitam, aku duduk di kursi.
“Begitu, jadi kau tidak akan
minun jika terlalu pahit. Kau suka yang manis kah… menarik…” sambil menganggukkan
kepalanya, dia duduk di seberang meja, menghadapku.
“Dan, apa yang kita lakukan
hari ini…?”
“Kau tahu, sejak aku masih
kecil, aku selalu imut.”
“Permisi?”
Akankah ada waktu dimana dia
tidak ngomong tidak jelas?
“Aku imut, dan populer di
antara para laki-laki sekitar. Tambahan, aku juga sangat pintar, dan punya
tingkah baik. Baik TK atau SD, laki-laki di sekitarku tidak tahan untuk jatuh
cinta padaku.”
“Masuk akal, ya….”
Karena dia cantik sekarang,
yang dulu pasti membuatnya menonjol karena keimutannya. Dan karena dia baik
dalam mengajar, aku bisa melihat kalau dia mungkin pintar dari lahir.
Maksudmu kamu memberitahuku
kalau kamu bahkan lebih imut dari Kuu pada masa lolimu?
“Tapi-sekitar umur tujuh
tahun. Ayahku punya pekerjaan yang bagus tapi bangkrut karena penipuan.”
“P-penipuan?”
Percakapannya menjadi berat
kau tahu?
“Setelah itu, tidak lama
hingga orang tuaku bercerai.”
“Uhm, Sensei?”
Dia berbicara dengan nada
serius tapi aku benar ragu kalau aku harus mendengar cerita itu.
“Banyak yang terjadi, dan
diputuskan kalau aku bersama ayahku. Tapi, pertama bangkrut, kemudian
perceraian, jelas kalau perubahan hubungan antara ayah dan anak. Tentu saja,
tetangga tahu akan hal itu.”
“Jadi bahkan waktu tidak ada
pesan, informasi tersebar cukup cepat.”
Bukannya dia meminta
konfirmasi, tapi bukankah aneh jika aku duduk dan diam saja.
“Itu informasi yang benar.
Teman di sekitarku, dan bahkan keluarga mereka tahu ada yang terjadi di
kehidupanku. Jadi, aku berubah dari gadis imut menjadi ‘gadis kasihan’.”
“…..” aku mungkin akan
berpikir hal yang sama jika teman sekelasku mengalami situasi seperti itu.
“Bukannya mereka mengejekku,
tapi mereka memperlakukanku hati-hati. Aku ingat sekali sampai sekarang. ‘Ah,
kau tidak boleh mengejeknya’ itu mereka katakan.”
“M-mungkin karena orang
tuanya mengajari mereka untuk hati-hati di sekitarmu….”
“Kuasumsikan, ya. Tapi, aku
tetap ingin jadi gadis imut dan pintar bagi mereka. Menerima simpati karena
mereka mengasihaniku-seperti mereka merendahkanku.”
“Kau membanggakan di masa
lalu kah…”
Itu alasannya aku memberitahu
diriku “Aku tidak menyedihkan sama sekali” dalam dadaku- bahkan Hingga hari
ini, alasan aku punya cup E sekarang.
“Tidak perlu katakan hal
itu!” mataku tertarik ke dadanya di depanku.
Jika kau bilang begitu, itu
membuatku ingat ke bra tangan dan blus basahnya.
“Kau tidak mau? Kalau kau
mau, aku juga punya gambar dari dulu.”
“T-tidak.”
Sejujurnya, aku tertarik.
Foto 10 tahun lalu darinya…! Tapi, tidak bisa kukatakan pada situasi ini.
“Aku lanjutkan. Dari SD
sampai kuliah, aku berusaha dalam pelajaran- dan sebelum kusadari, aku tidaklah
‘gadis pintar dan imut’ tapi tidak juga ‘gadis kasihan’, aku membuat orang di
sekitarku minder.”
Mengatakan itu, dia dengan
elegan meresap teh hitamnya.
“Dan, ini alasan aku dikenal
menjadi ‘bunga yang tidak dapat diperoleh’.”
“K-Kenapa kau memberitahuku
hal privasi? Aku merasa banyak orang yang bisa mengatakan hal lebih baik
dariku.”
“Bukankah kau baca banyak
komik? Aku tidak mau berakhir di jalanan. Jika ada yang ingin kau tahu, aku
akan dengan senang memberitahumu. Baik tiga ukuranku, atau hal seksual. Namun,
walaupun aku tua, aku tidak punya pengalaman-”
“Aku mengerti, jadi jangan
bicara detail!” aku tidak sadar berdiri dari tempatku.
Dia akan mengatakan hal yang
menyedihkan barusan- atau mungkin, cukup tahu jadi pura-pura tidak mendengar
saja!
“Kau tidak perlu bertingkah
seperti itu. Aku tidak punya masalah membicarakan hal itu dengan Saigi-kun, dan
kau bisa menggali lebih dalam jika mau. Pria suka hal itu, kan?”
“Trauma Maka-sensei lebih
penting dari ini!”
“Oh benarkah? Yah, biarkan
aku jelaskan lebih rinci. Sebelum perceraian, aku mendengar hal yang tidak
seharusnya didengar anak kecil, seperti ibu yang akan meninggalkan keluarganya
dan sebagainya. Kalimat itu berdampak besar bagiku.”
“……Kupikir….”
Tidak mudah mendengar cerita
keluarga orang lain seperti ini.
“Ngomong-ngomong, dalam 24
tahun tinggal di bumi ini, hanya Saigi-kun yang kuberitahu ini. Aku punya teman
tapi tidak kuberitahu hal seperti ini.”
“Seperti yang kubilang,
bolehkah kau memberitahuku semua ini….”
“Alasan Saigi-kun meragukan
orang lain karena mereka memegang rahasia, kan? Aku tidak menyembunyikan
apa-apa darimu. Dan tidak akan juga. Kau bisa mengecek hpku setiap hari jika
membuatmu nyaman.”
“Tidak, kita bukan dalam
hubungan dimana aku harus melakukan itu…” dan aku tidak suka, walaupun orangnya
baik saja akan hal itu.
“Dan terus terang, aku tidak
mau pengasihanan darimu.”
“Aku tahu itu sekarang….”
Bahkan orang sepertiku
mengerti tujuannya setelah ini. Ini juga bagian dari pelajarannya. Membuatku
jatuh cinta padanya. Dan membuatku mengerti kalau pernyataannya benar, dia
memberitahuku rahasianya sekarang yang tidak dia beritahu ke orang lain.
Rencana yang cukup matang…
setidaknya, itu menguatkan ketertarikanku pada Maka-sensei pastinya.
Itu mengingatkanku, dia
memberitahuku sesuatu yang kukatakan sebelumnya. Itu masih menarik perhatianku.
Aku penasaran apakah dia mau memberitahunya?
“Aku mau kau paham kalau aku
serius. Dan aku punya cara untuk itu. Contohnya, aku punya cup E untukmu jadi-”
“Seperti yang kubilang, tidak
bicara tentang itu!”
Ahhh, ini bukan waktunya
berpikir tentang hal seperti ini! Dia benar tahu membuatku keluar dari jalur!
“Jadi, terlepas dari
percakapan tentang rahasia sekarang, dan mulai.”
“Mulai apa sebenarnya?”
“Tahap kedua pelajaranmu-”
lanjutnya dengan senyuman tak terkalahkan.
“Untukmu, tidak lebih dari
hubungan palsu dan untukku, ini double attack untuk membuatmu menyukaiku
pastinya. Apa yang kau katakan?”
“D-double attack?! T-tunggu
sebentar, kau mau menggunakan ini sebagai pelajaran?!”
“Penting untuk memuaskan
Jinsho-san pada akhirnya. Tidak bisa, tidak bisa~”
“Kelihatannya kau tidak
frustasi sama sekali…”
Jadi dia benar sadar akan
ketua dan yang lain tidak akan menyerah langsung. Jadi dia ‘kita berhasil’
waktu itu….! Kupikir dia benar-benar menyelamatkanku! Jadi dia sudah menyiapkan
semuanya…..
“Dengan begitu, kau tidak
usah menahan diri lagi, Saigi-kun. Mulai dari kepala sampai kaki, tubuhku
milikmu.”
“Jadi kau bicara soal itu?!”
Penawaran macam apa yang
ditawarkan guru cantik ini?!
Sekarang topiknya berubah
sekali… Baik tidak ada bra, bra tangan dan yakiniku untuk menarikku saja,
dugaku.
Aneh, ini sangat aneh, kenapa
aku, orang yang sangat waspada terhadap guru di dunia ini, ditargetkan guru
cantik sepertinya?
Kehidupan memang penuh dengan
aliran kejadian yang tidak bisa ditebak…




0 Comments